Berita

Walikota Bogor, Bima Arya/Net

Nusantara

Bima Arya Jangan Ngawur, Kasus Corona Sudah Tembus 200 Ribu Dan Yang Meninggal 8 Ribu!

SABTU, 12 SEPTEMBER 2020 | 09:50 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang kembali diambil Pemprov DKI Jakarta terus menjadi sorotan.

Tidak sedikit pihak berkomentar soal kebijakan yang diteken Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di ibukota yang terus mengalami peningkatan kasus. 

Salah satunya datang Walikota Bogor, Bima Arya. Dia menyebutkan, edukasi lebih penting ketimbang PSBB total seperti DKI Jakarta.

Menanggapi pernyataan Bima Arya itu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta, Prof. Musni Umar pun bereaksi keras.

Menurutnya, pernyataan orang nomor satu di Kota Bogor itu ngaco.

Pasalnya, tingginya angka kasus Covid-19 di tanah air semakin mengkhawatirkan karena sudah tembus 200 ribu lebih, dan 8 ribu warga negara meninggal dunia.

Belum lagi, tenaga medis dokter dan perawat pun banyak yang berguguran. 

"Jangan ngawur. Sudah 200 ribu lebih orang yang positif Corona. 8.000 lebih orang dan ratusan lebih dokter meninggal dunia, masak edukasi lebih penting dari PSBB," tegas Musni Umar dalam cuitan akun Twitter pribadinya, Sabtu (12/9).

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto sebelumnya mengatakan, banyak hal yang dijadikan landasan kuat bagi Pemkot Bogor untuk tetap menerapkan embatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) dibanding mengikuti DKI Jakarta yang memberlakukan PSBB secara total.

"PSBB membutuhkan jumlah personil yang cukup untuk mengamankan. PSBB membutuhkan anggaran bansos yang cukup, APBD, APBN dari provinsi dan juga nasional. Kalau tidak jelas, tidak mungkin PSBB, yang ada kita hanya menyengsarakan," kata Bima Arya, Jumat (11/9).

Atas dasar itu, Bima menyebutkan, pihaknya akan melibatkan dokter dan ulama dalam mengedukasi warga. Ini yang menjadi lebih penting ketimbang PSBB seperti yang diteken Anies Baswedan beberapa waktu lalu.

"Jadi edukasi nomor 1, dokter dan ulama melakukan edukasi supaya masyarakat paham, Oh ini Covid-19, oh ini bahaya, saya kira begitu," kata Bima.

"Yang kedua adalah penguatan protokol kesehatan yang kolaboratif dengan semua. Keputusannya akan kita sampaikan senin nanti, untuk mengumumkan konsep PSBMK ke depan," imbuh dia.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya