Berita

Kebakaran di Pelabuhan Beirut yang terjadi pada Kamis 10 September 2020/Net

Dunia

Presiden Lebanon: Kebakaran Pelabuhan Beirut Kali Ini Bisa Jadi Karena Adanya Sabotase

JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020 | 13:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Selama sesi Dewan Pertahanan Tinggi pada Kamis (10/9), Presiden Lebanon Michel Aoun menyatakan bahwa kebakaran yang terjadi di Pelabuhan Beirut mungkin merupakan tindakan sabotase yang disengaja, akibat kesalahan teknis, ketidaktahuan, atau kelalaian.

"Dalam semua kasus, penyebabnya perlu diketahui secepatnya, dan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban," kata Aoun, mengutip keterangan  pers kepresidenan, seperti laporan MTV Lebanon, Jumat (11/9).

Menurutnya, bagaimanapun penyebabnya harus diklarifikasi secepatnya, dan yang bersalah perlu dibawa ke pengadilan.

“Kesalahan kebakaran tidak lagi diperbolehkan, terutama setelah bencana akibat kebakaran pertama,” katanya, mengacu pada kebakaran dan ledakan pada 4 Agustus lalu yang terjadi di lokasi yang sama yang merenggut sedikitnya 190 jiwa.

Direktur pelabuhan Bassem al-Qaisi mengatakan kepada radio Voice of Lebanon bahwa api bermula di gudang tempat barel minyak goreng ditempatkan dan kemudian menyebar di dekatnya ke tempat tumpukan ban.

"Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah itu akibat panas atau kesalahan lainnya,'' kata al-Qaisi menambahkan bahwa asap hitam berasal dari ban yang terbakar.

Tentara mengatakan pihaknya telah mengirim helikopter untuk mengendalikan api. Api dilaporkan meletus di zona bebas pajak pelabuhan.

Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional mengatakan operasi kemanusiaannya berisiko mengalami gangguan serius karena api menghantam gudang yang berisi bantuan makanan.

"Gudang yang terbakar adalah tempat ICRC menyimpan ribuan paket makanan dan 0,5 juta liter minyak," kata direktur regional ICRC Fabrizio Carboni.

"Operasi kemanusiaan kami berisiko terganggu serius," tambahnya.

Sejauh ini tidak ada korban luka yang dilaporkan, tetapi beberapa orang yang berada di dekatnya menderita sesak napas, menurut lapoan media setempat, dikutip dari DW, Jumat.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya