Berita

Direktur Center for Media & Democracy Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto/Net

Politik

Pilkada Kegiatan Super Agresif Yang Bisa Memperparah Kasus Covid-19

SELASA, 08 SEPTEMBER 2020 | 07:57 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Keputusan pemerintah tetap menggelar Pilkada Serentak 2020 diprediksi akan memperparah kondisi pandemik Covid-19. 

Direktur Center for Media & Democracy Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto mengatakan perkembangan Covid-19 di dalam negeri yang masih tinggi seharusnya bukan waktu yang tetap untuk melaksanakan pesta demokrasi di 270 daerah. 

Pemerintah, menurutnya, terlihat memaksakan diri untuk supaya pilkada bisa terlaksana, tanpa melihat dampak yang akan meningkatkan perkembangan kasus positif Covid-19.


"Pilkada adalah kegiatan super agresif. Ini tidak disadari oleh pemerintah dan terus dengan otoritasnya yang semakin menumpuk berdasarkan UU darurat terus memaksakan kehendak," ujar Wijayanto dalam tulisannya yang berjudul 'Menjerumuskan Rakyat via Pilkada', yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/9).

Kesan memaksa penyelenggaraan pilkada, menurut Wijayanto, bisa dilihat dari kegagalan pemerintah menangani Covid-19 yang sejak pertama masuk Indonesia tidak dilakukan dengan cepat. 

"Pemerintah telah kehilangan momentum awal yang baik untuk mengendalikan pandemi ketika Covid-19 masih belum berkembang. Golden time pada bulan Maret, April, dan Mei hilang ketika pemerintah terus mengelak, bersikap anti sains, komunikasi buruk sehingga tidak bisa mengendalikannya," tuturnya. 

Semestinya mengobati pandemi bisa dilakukan pada kesempatan kedua. Meskipun diperlukan usaha dan sumberdaya yang lebih berat.

“Tetapi pada kesempatan ini justru membuat keadaan semakin parah dengan menggelar pilkada, yang sulit terkendali," demikian Wijayanto.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya