Berita

Khofifah Indar Parawansa usai menghadiri rakor LMDH/RMOLJatim

Nusantara

Dukung Ketahanan Pangan, Khofifah Beri Perhatian Lebih Kepada Petani Hutan

SENIN, 07 SEPTEMBER 2020 | 21:55 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Guna mendukung program ketahanan pangan nasional, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan perhatian kepada para petani hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Salah satu yang menjadi atensi Khofifah, yakni sulitnya para petani hutan mendapatakan kuota pupuk bersubdi. Penyebabnya, banyak LMDH tidak memenuhi syarat administrasi yang berakibat tidak terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK).

"Karena ada beberapa yang tidak masuk RDKK, jadi tidak dapat kuota subsidi pupuk," kata Khofifah usai menghadiri Rakor Perkumpulan LMDH se Jawa Timur, di Graha Cemara Obyek Wisata Alam Coban Rindu, Kabupaten Malang, Senin (7/9).

Khofifah menjelaskan, di Jatim sendiri ada 1.842 LMDH. Namun, dari jumlah tersebut hanya ada 303 LMH yang sudah mengantongi SK Menkumham, sementara sisanya ada yang sudah berbentuk akta notaris. Untuk itu, Khofifah akan memberikan pendampingan kepada LMDH supaya bisa melengkapi syarat adminitasi tersebut.

"Ini yang harus ada pendampingan supaya legalitasnya klir," jelasanya dilansir Kantor Berita RMOLJatim.

Diakui Khofifah, Pemrov Jatim tidak memiliki kewenangan soal RDKK ini. Sebab, pengurusan RDKK sejatinya ditangani pemerintah kabupaten langsung ke pemerintah pusat. Untuk itu, Khofifah meminta agara rakor kali ini bisa mengidentifikasi secara rinci LMDH mana saja yang belum masuk RDKK.

"Maka dalam rakor ini, tolong identifikasi semua point address-nya ke mana. Karena untuk masuk ke RDKK itu bukan kewenangan Pemprov. Kalau memang nanti ada sekian yang tidak masuk RDKK, maka tolong disampaikan ke bupati/walikota, jumlah sekian luasan akan kami sampaikan ke bupati agar bisa dimasukkan sehingga dapat pupuk subsidi," demikian Khofifah.

Sebelumnya, Ketua Perkumpulan LMDH Jawa Timur, Nur Rohim mengungkapkan keinginanya untuk meningkatkan produk, kualitas produk hingga perluasan akses. Akan tetapi, mereka terkendala soal pupuk.

“Kami sering disiksa oleh pengadaan pupuk. Kami butuh pupuk. Kalau kami tidak diberi maka ajari kami supaya bisa mandiri,” jelas Nur Rohim.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Sore Ini KPK Umumkan Penahanan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Selasa, 07 Mei 2024 | 14:57

Dosen Unsri Pengirim Chat Mesum Bebas Bersyarat

Kamis, 09 Mei 2024 | 05:04

UPDATE

Katering Higienis Bercitarasa Nusantara Bisa Jaga Kesehatan Jemaah Haji

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:59

DPR Buka Ruang Diskusi soal RUU Penyiaran

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:59

Pertumbuhan Ekonomi Asia Diprediksi Meningkat Didukung Permintaan Domestik

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:56

Bantah Kemenperin, PT VSS Pastikan Terima Pekerjaan Rp80 M Secara Legal

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:51

Walikota di Jakarta Jangan Kendor Tagih Kewajiban Pengembang

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:49

Ketua Komisi I: DPR Tak Pernah Berniat Kecilkan Peran Pers

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:36

Perkuat Modal, Merdeka Battery akan Gelar Rights Issue

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:34

Airlangga ke Media Jerman: Investasi Tidak Memiliki Bendera

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:28

Pernyataan Dirut Garuda Terkait Terbakarnya Sayap Pesawat Rute Makassar-Madinah

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:17

Masih Berlangsung, KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo

Kamis, 16 Mei 2024 | 15:12

Selengkapnya