Berita

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Erdogan: Uni Eropa Harus Adil Dan Tak Boleh Memihak Di Laut Mediterania Timur

SENIN, 07 SEPTEMBER 2020 | 09:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketulusan dan objektivitas Uni Eropa tengah diuji dalam sengketa Laut Mediterania Timur, di mana blok tersebut seharusnya tidak boleh memihak.

Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kepada Presiden Dewan Eropa, Charles Michel pada Minggu (6/9) seperti yang diungkap oleh kantornya, melansir Reuters.

Menurut Erdogan, komentar dan langkah provokatif dari politisi Eropa mengenai masalah Laut Mediterania Timur tidak akan membantu mencapai solusi.

Untuk itu, ia mendesak agar lembaga-lembaga dan negara anggota Uni Eropa untuk berlaku adil, tidak memihak, dan objektif sesuai dengan hukum internasional dan perdamaian kawasan.

"Presiden Erdogan mengatakan sikap yang ditunjukkan oleh Uni Eropa di Mediterania Timur akan menjadi ujian ketulusan dari perspektif hukum internasional dan perdamaian regional," kata Ankara.

"Presiden Erdogan meminta lembaga-lembaga Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk berperilaku bertanggung jawab dan tetap adil, tidak memihak dan obyektif pada semua masalah regional, terutama Mediterania Timur," tambahnya.

Sebagai dua sekutu NATO, Turki dan Yunani, telibat sengketa eksplorasi hidrokarbon di Laut Mediterania Timur. Bulan lallu, Turki mengirim kapal survei seismik di perairan yang disengketakan di wilayah tersebut setelah Yunani dan Mesir mencapai kesepakatan maritim.

Pekan lalu, Kamis (3/9), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Yunani dan Turki telah sepakat untuk memulai pembicaraan teknis untuk menghindari bentrokan yang tidak sengaja di wilayah tersebut.

Besoknya, Jumat (4/9), Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis mengatakan pihaknya akan memulai pembicaraan jika Turki menghentikan provokasinya.

Sementara itu, Michel mengatakan, para pemimpin Uni Eropa akan melakukan pendekatan wortel dan tongkat ke Turki dalam pertemuan pada 24 hingga 25 mendatang. Artinya, Uni Eropa akan memberikan hukuman pada Turki jika tidak segera menghentikan manuver di Laut Mediterania Timur.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya