Berita

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing

Politik

Emrus Sihombing: Pernyataan Puan Maharani Jangan Digiring Ke Politik Pragmatis

MINGGU, 06 SEPTEMBER 2020 | 08:44 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Ungkapan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sedikitpun tidak menyebut, apalagi menyinggung (perasaan) suku atau etnis tertentu yang ada di Sumatera Barat.

Atas alasan itu, pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyayangkan sejumlah pihak yang menggiring pernyataan Puan tentang “semoga Sumbar, jadi pendukung negara Pancasila” ke ranah politik praktis.

“Diksi yang ada pada kalimat tersebut yaitu "Sumbar" sebagai nama provinsi yaitu Sumatera Barat. Bukan suku atau etnis tertentu,” tegasnya kepada redaksi, Minggu (6/9).

Indonesia sebagai negara kesatuan, sehingga semua harus memaknai bahwa setiap propinsi milik bersama, bukan seolah milik satu etnis atau suku tertentu, sekalipun etnis tersebut lebih dulu datang dan tinggal di propinsi tersebut dan boleh jadi lebih banyak jumlahnya.

Emrus tegas menekankan agar pada kampanye Pilkada 2020 para kandidat menghindari politik identitas sempit, seperti menyebut pilihlah "putra daerah". Kampanye semacam ini tidak tepat di Indonesia sebagai negara kesatuan.

“Sebaiknya fokus pada program pembangunan di semua sektor, termasuk penanganan kasus Covid-19 untuk kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

Kembali ke soal Sumbar. Emrus menilai, masyarakat Sumbar, dari segi etnis atau suku, sangat heterogen. Dugaannya, semua suku dari seluruh tanah air sudah ada di Sumbar, atau setidaknya pernah tinggal di sana. Jadi, Sumbar itu bukan suku atau etnis.

“Oleh karena itu, jika ada sekelompok orang mengatasnamakan suku tertentu menolak pernyataan Puan atau berencana melaporkan ke proses hukum, tampaknya kurang pas dan bisa jadi belum melakukan pengkajian mendalam dan hilostik,” tekannya.

Pernyataan Puan, sambung Emrus, sebaiknya diselesaikan dengan dialog politik kebangsaan oleh para politisi negarawan dan akademisi.

“Bukan digiring ke politik pragmatis oleh politisi politikus seperti yang terjadi sekarang di ruang publik,” tegasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya