Berita

Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza/Net

Dunia

AS Tambah Sanksi Baru, Venezuela Kecam Intervensi Washington

SABTU, 05 SEPTEMBER 2020 | 12:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

. Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza menolak sanksi baru yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (4/9). Serangan baru itu menambah gelombang sanksi AS kepada Venezuela sejak Departemen Keuangan memberi sanksi kepada presiden CNE, Indira Alfonzo dan pemimpin oposisi, presiden Majelis Nasional (AN), Luis Parra.

Melalui pernyataan yang diterbitkan di jejaring sosialnya, diplomat Chavista menggambarkan sanksi baru itu sebagai 'agresi intervensionis oleh pemerintah supremasi Washington', seperti dikutip dari Impac to Venezuela, Jumat (4/9).

Arreaza menyatakan bahwa tindakan sepihak baru berusaha untuk 'mencampuri penyelenggaraan pemilihan parlemen yang diatur dalam Konstitusi untuk Desember 2020'.

"Pemerintah Bolivarian Venezuela sekali lagi mengecam agresi intervensionis dari pemerintah supremasi Washington melanggar Hukum Internasional, bermaksud untuk ikut campur dalam pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada Desember 2020," tulis Arreaza pada tweet-nya seraya melampirkan surat pernyataan sikap pemerintah Venezuela.

Sanksi baru ini tidak hanya dijatuhkan pada Parra dan Alfonzo, tetapi juga pada Jaksa Agung Republik, Reinaldo Enrique Muñóz Pedroza dan mantan gubernur negara bagian Anzoátegui, David de Lima Salas.

"Tindakan ilegal Pemerintahan Trump bertujuan untuk mencegah hal yang tak terhindarkan. Tidak ada tekanan eksternal yang dapat mencegah rakyat Venezuela menggunakan hak mereka untuk memilih dan memutuskan nasib mereka dengan cara yang berdaulat.

"Agresi terhadap Presiden Dewan Pemilihan Nasional, dua pimpinan utamanya dan Jaksa Agung Republik, tidak akan mempengaruhi komitmen lembaga-lembaga Negara Venezuela untuk menjamin kepatuhan terhadap ketentuan konstitusional dan hukum serta kehendak rakyat," isi surat pernyataan itu.

Arreaza menegaskan, masyarakat Venezuela akan bersama-sama menghadapi agresi baru dari sebuah kerajaan yang terus merosot, yang tidak dapat menjatuhkan martabat putra dan putri Simón Bolivar.

"Rakyat Venezuela adalah masyarakat yang bebas, mandiri dan bertekad untuk mengukir masa depan mereka sendiri dalam demokrasi dan perdamaian. Tidak ada ancaman yang terkait dengan keputusasaan dan kegagalan Gedung Putih yang akan menghambat pelaksanaan penuh sistem demokrasi kita," tegasnya dalam surat pernyataan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya