Berita

Logo PDI Perjuangan/Net

Publika

PDIP Gelisah Adanya KAMI

SENIN, 31 AGUSTUS 2020 | 11:19 WIB

SEKURANGNYA tiga tokoh PDIP berkomentar nyinyir akan keberadaan KAMI. Adian Napitupulu bagai kebakaran bulu hidung berkicau soal KAMI yang katanya menggalang kekuatan pasca deklarasi Solo.

Demikian juga dengan tokoh yang baru lompat ke PDIP Kapitra Ampera mencak-mencak bahwa KAMI makar. Disebutnya KAMI berbahaya dengan mengutip butir ke-delapan Maklumat KAMI.

Kapitra seperti awam dan seperti bukan sarjana hukum menyatakan makar atas narasi butir delapan ini:


"Menuntut Presiden untuk bertanggungjawab sesuai sumpah dan janji jabatannya serta mendesak lembaga-lembaga negara (MPR, DPR, DPD, dan MK) untuk melaksanakan fungsi dan kewenangan konstitusionalnya demi menyelamatkan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia".

Dua hal yang jelas bukan makar dari butir ini pertama bahwa menuntut Presiden bertanggungjawab atas sumpah dan janji jabata In sah-sah saja. Tidak melabrak konstitusi bahkan mendorong kewajjban konstitusional seorang Presiden untuk merealisasikan Pasal 9 UUD 1945.

Kedua bahwa mendesak MPR, DPR, DPD dan MK melaksanakan fungsi dan kewenangan konstitusionalnya merupakan  desakan yang bagus sekali.

Lembaga-lembaga negara tersebut sudah semestinya berjalan optimal sesuai dengan fungsi dan kewenangan konstitusionalnya. Lalu apa yang salah dari narasi Maklumat itu? Tidak ada! Dimana makarnya? Tidak ada juga.

Hanya inferioritas dan ketakutanlah yang menciptakan pandangan negatif atas butir Maklumat tersebut. Dasar pemikiran Kapitra Ampera dapat dikategorikan "obscuur libel" jika dalam sebuah gugatan.
 
Tokoh puncak PDIP yang gamang dan gelisah adalah Megawati. Pidatonya menyinggung KAMI soal banyak yang ingin menjadi Presiden. Entah tudingannya tertuju pada siapa, tidaklah jelas. Yang jelas banyak.

Nah seorang politisi kawakan berpandangan "childish" seperti ini memalukan. Jikapun benar, jika dan hanya jika, maka keinginan menjadi Presiden itu sah sah saja. Seorang sekelas Giring saja telah mendeklarasikan Capres untuk tahun 2024. Tak peduli banyak yang menertawakan.

Apakah nyinyirannya karena bu Mega itu didasarkan karena takut anaknya tersaingi dalam Pilpres?

Yah PDIP meradang. Menyeret isu makar segala pada KAMI. Padahal PDIP lupa bahwa platform perjuangan yang menginginkan Pancasila 1 Juni 1945 mempengaruhi dan menjiwai para penyelenggara negara itu bukan makar?

Berjuang untuk Pancasila 1 Juni 1945 adalah makar dan bagian dari semangat kudeta terhadap Pancasila 18 Agustus 1945.

Para petinggi PDIP tak perlu tunjuk-tunjuk hidung orang lainlah untuk suatu pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Rakyat sudah sangat paham akan kebobrokan rezim yang di "back up" sepenuhnya oleh "the rulling party".

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya