Berita

Aksi Protes atas kekerasan Jacob Blake/Net

Dunia

Penembakan Aparat Di Wisconsin, Borgol Di Kaki Jacob Blake Sudah Dilepas

SABTU, 29 AGUSTUS 2020 | 21:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Korban penembakan polisi di Kenosha Wisconsin, Jacob Blake, kini bisa sedikit merasa lega setelah polisi melepas borgol yang membelenggunya di ranjang rumah sakit. Pria Afro-Amerika yang lumpuh setelah ditembak 7 kali di punggung oleh aparat pada pekan lalu tidak lagi merasakan sakit di pergelangan kakinya.

Pengacara Jacob Blake mengatakan pada hari Jumat bahwa pria berusia 29 tahun itu mulai akhir pekan ini tidak lagi dibelenggu di ranjang rumah sakit.

Sementara Ayah Blake mengungkapkan, meskipun puteranya itu tidak bisa berjalan karena lumpuh dan masih dalam pengobatan berat tetapi polisi tetap membelenggu kakinya pada ranjang rumah. Saat ini ia bersyukur borgol itu telah dilepaskan.

Mulanya, ayah Blake, marah karena kaki putranya diborgol di ranjang rumah sakit. "Kenapa mereka masih memborgol pergelangan kaki anakku?" katanya dalam wawancara di CNN, Sabtu (29/8).

“Ada baja dingin di pergelangan kakinya. Dia diborgol di tempat tidur, tetapi dia tidak bisa bangun, dia tidak bisa bangun, dia lumpuh,” kata ayah Blake.

“Dia meraih tangan saya dan mulai menangis dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia mengalami halusinasi. Dia berkata 'Ayah, Ayah, aku mencintaimu. Mengapa mereka menembak saya berkali-kali? 'Saya berkata, 'Baby, mereka tidak seharusnya menembakmu sama sekali,'” kata ayah Blake.

Dia menangis sesekali selama wawancara langsung pada Jumat pagi.

“Saya berbaring di tempat tidur dekat dia. Kami berbicara tentang dia yang lumpuh dari pinggang ke bawah. Dia menginginkan seekor anjing dan saya berkata, 'Kami akan memberikanmu seekor anjing, sayang.' ”

Pengacara yang bertindak untuk keluarga Blake mengatakan Jacob Blake mengalami kerusakan sumsum tulang belakang, tulang belakang, perut, ginjal dan hati, telah kehilangan sebagian besar usus besarnya dan tidak memiliki fungsi usus atau genital.

Ayah Blake mengatakan dia tidak tahu mengapa putranya dibelenggu, dengan mengatakan, "Kenapa dia ditahan, saya tidak tahu."

Pengacara keluarga, Ben Crump, berkata: "Tidak ada penjelasan untuk ini."

Pada Jumat (28/8) terungkap bahwa Blake harus diborgol kakinya sesuai dengan surat perintah penangkapan yang luar biasa atas tiga tuduhan terkait kekerasan dalam rumah tangga, termasuk satu untuk masuk tanpa izin dan satu untuk pelecehan seksual tingkat tiga.

Borgol itu dilepas pada hari Jumat setelah pengacaranya menyetujui sidang pengadilan tentang masalah tersebut dan surat perintah itu dikosongkan, kata salah satu pengacaranya, Pat Cafferty.

Petugas polisi yang menjaga kamar rumah sakit juga telah pergi, kata Cafferty. Namun, polisi tetap mengawasi.

Cafferty menerangkan, dia sudah berkoordinasi dengan jaksa wilayah agar surat perintah itu dicabut.

"Sejak beberapa menit lalu borgol sudah dilepas dari Tuan Blake dan para polisi telah meninggalkan kamarnya," ucap Cafferty pada Jumat siang menurut surat kabar Wisconsin State Journal yang dikutip AFP.

Sebelumnya, pada Rabu (26/8) waktu setempat sebuah penemuan baru diungkapkan oleh Jaksa Agung negara bagian Wisconsin, Josh Kaul, pada konferensi pers.

Disebutkan bahwa Penyelidik Departemen Kehakiman Wisconsin menemukan pisau dari mobil yang ada di lokasi penembakan Jacob Blake yang terjadi pada Minggu (23/8).  Pisau itu ada di papan lantai sisi pengemudi mobil tempat Blake bersandar ketika dia ditembak dari belakang oleh petugas polisi.

Kaul juga mengatakan pada konferensi pers bahwa Blake telah mengaku memiliki pisau saat kejadian penembakan berlangsung.

Menurut laporan, polisi yang menembaknya bersama sejumlah polisi lainnya, saat kejadian sedang dalam proses menangani insiden kekerasan rumah tangga pada saat mendatangi Blake.

Sebelumnya, dari pengakuan Raysean White, pemuda 22 tahun yang ada di lokasi kejadian yang juga merekam kejadian itu. Ia mengatakan sempat mendengar polisi menyuruh Blake untuk "menjatuhkan pisaunya" sesaat sebelum penembakan berlangsung.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya