Berita

Alexei Navalny dan Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net

Dunia

Kremlin: Jangan Sampai Dugaan Keracunan Alexei Navalny Rusak Hubungan Rusia Dan Barat

KAMIS, 27 AGUSTUS 2020 | 08:13 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dugaan keracunan yang dialami oleh tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny memicu banyak spekulasi yang seakan memojokan Kremlin. Bahkan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) mendesak untuk dilakukannya penyelidikan.

Navalny yang berada dalam kondisi koma di rumah sakit Berlin saat ini diduga mengalami keracunan dengan ditemukannya zat penghambat kolinerase. Namun jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, diagnosis yang diberikan dokter belum meyakinkan untuk dilakukannya penyelidikan.

Tanggapan tersebut, oleh sebagian pihak, dianggap kemungkinan bisa mempengaruhi hubungan Rusia dan Barat.

"Tentu saja kami tidak ingin itu (terjadi). Itu yang pertama. Kedua, tidak ada alasan untuk itu," ujar Peskov saat menanggapi kemungkinan tersebut, melansir Reuters, Kamis (27/8).

Pertanyaan tersebut muncul setelah ketua majelis rendah parlemen Rusia mengumumkan telah meluncurkan penyelidikan terkait kemungkinan adanya campur tangan asing dalam penyakit Navalny untuk memicu ketegangan dengan Rusia.

Ditanya tentang teori tentang kekuatan asing, Peskov mengatakan jika keracunan telah dikonfirmasi dan substansinya secara definitif diidentifikasi, maka akan ada alasan untuk mempertimbangkan siapa yang diuntungkan.

"Kami tidak kurang tertarik lebih dari orang lain untuk mengetahui apa yang menyebabkan koma," tambahnya.

Kremlin sendiri menganggap spekulasi bahwa Presiden Vladimir Putin terlibat dalam sakit yang diderita Navalny sebagai omong kosong.

Navalny yang merupakan seorang pengacara tidak segan-segan mengkritik pemerintahan Putin. Sebagai seorang aktivis anti-korupsi, ia juga membongkar korupsi yang dilakukan oleh berbagai pejabat tinggi Rusia.

Pada Kamis (20/8), Navalny dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di pesawat. Jurubicaranya mengaku yakin Navalny telah diracun dengan teh yang ia minum di bandara Tomsk.

Setelah dirawat di rumah sakit Omsk, Navalny diterbangkan ke Jerman pada Sabtu (22/8) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Tim dokter Jerman yang merawat Navalny mengaku menemukan zat penghambat kolilnesterase yang kemungkinan menjadi penyebab sakitnya. Namun tim dokter Omsk mengatakan sebaliknya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya