Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Agar Kasus Suap Tuntas, Jokowi Harus Beri Perintah Penangkapan Harun Masiku Seperti Saat Djoko Tjandra Ditangkap

SELASA, 25 AGUSTUS 2020 | 10:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tiga pelaku suap terkait pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI Fraksi PDIP Dapil Sumsel 1 telah diadili oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Di mana, mantan Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan telah divonis 6 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 4 bulan kurungan.

Selanjutnya, kader PDIP Agustiani Tio Fridelina divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 4 bulan kurungan.

Terakhir Saeful Bahri selaku mantan Caleg PDIP yang divonis 1 tahun 8 bulan penjara dan denda sebesar Rp 150 juta subsider 4 bulan penjara. Saeful telah menjadi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I A Sukamiskin sejak Kamis 2 Juli 2020.

Namun demikian, tersangka lainnya yakni Harun Masiku hingga hampir 8 bulan ini tak kunjung ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari 2020.

Ketegasan Presiden Joko Widodo pun diperlukan agar kader PDIP yang menjadi aktor utama dalam kasus ini ditangkap, sehingga kasus menjadi terang benderang.

"Perlu adanya perintah langsung dari presiden untuk penangkapan Harun Masiku, sebagaimana Djoko Tjandra yang segera tertangkap seusai presiden memerintahkan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (25/8).

Dedi yakin jika Presiden Joko Widodo tegas memberi perintah untuk mengusut tuntas kasus ini, maka Harun Masiku bisa ditangkap dan kasus menjadi terang benderang. Selain itu, Jokowi juga akan mendapat respon positif dari masyarakat.

"Jika presiden tegas memerintahkan pengusutan kasus ini, akan berdampak sangat baik, Presiden tidak akan dianggap membela sesama kader PDIP, dan Presiden akan dikenang karena miliki komitmen pemberantasan korupsi yang benar-benar terwujud," pungkas Dedi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya