Berita

Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno, mendapat teror petasan di kediaman pribadinya/Net

Politik

Kasus Teror Rumah Bupati Kediri Bisa Jadi Preseden Buruk Menjaga Keamanan Warga Negara

SENIN, 24 AGUSTUS 2020 | 09:29 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Aksi teror petasan besar di kediaman pribadi Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno, Minggu dinihari kemarin (23/8) harus jadi perhatian besar pemerintah. Karena hal ini bisa menjadi preseden buruk terkait keamanan dan keselamatan setiap warga negara.

Diduga, teror yang menyasar petahana bupati ini berkaitan dengan situasi politik menjelang Pemilihan Bupati (Pilbub) Kediri Desember mendatang.

Dalam penilaian Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, jika teror ini murni kriminal tanpa ada aktor intelektualnya, mungkin bisa saja diduga dilatarbelakangi oleh kekhawatiran ada kontestan tunggal dalam Pemilihan Bupati Kediri 2020.

“Yaitu popularitas petahana yang mungkin mengkhawatirkan bagi kontestan tunggal. Kekhawatiran itu bisa saja mengikuti jejak Kota Makassar yang dimenangkan kotak kosong,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (24/8).

Apalagi sejauh ini, lanjut Dedi, kontestan yang dipastikan maju sebagai cabup di Pilkada Kediri 2020 hanya putra Pramono Anung, Hanindhito Himawan Pramana, yang diusung PDI Perjuangan. Sebab itu, Dedi mengatakan, opini publik yang menarik aksi teror itu ke dalam situasi jelang Pilkada di wilayah mereka tak bisa dihindari.

"Sehingga ada tanda tanya besar kenapa ada ancaman terkait Pilkada? Mereka perlu menjaga nama baik dengan mendukung aktif kondusifitas di Kediri," tuturnya.

Dedi juga menyebut aksi dugaan teror yang menyasar rumah Bupati Kediri sangat memprihatinkan. Terutama terkait dengan peran pemerintah dalam menjaga keamanan warga negaranya.

"Jika pejabat publik saja mendapat teror, bagaimana dengan warga biasa? Dan hal senada bukan sesekali terjadi, sehingga bisa ditafsir adanya penurunan kualitas keamanan masyarakat dalam pemerintahan sekarang," tanya dia.

Dihubungi terpisah, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti menyatakan, melalui scientific crime investigation atau penyidikan berbasis ilmiah, hasil rekaman CCTV yang telah diamankan polisi mampu mengungkap pelaku hingga barang yang digunakan untuk meneror kediaman Bupati Kediri.

“Bisa dilacak keberadaan orang tersebut beserta kendaraannya, serta barang yang digunakan sebagai alat untuk meneror,” kata Poengky.

Scientific crime investigation juga membuat penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian menjadi kuat dan sulit untuk dipatahkan.

Kendati demikian, Poengky mengharapkan masyarakat bersabar dan memberi kesempatan kepada penyidik untuk melaksanakan tugasnya lantaran melakukan rangkaian penyelidikan dan penyidikan berdasarkan scientific crime investigation membutuhkan waktu.

“Kita tunggu hasilnya,” tandas Poengky.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, aparat sudah mengantongi hasil forensik itu guna melakukan proses penyelidikan untuk mengungkap pelaku dugaan aksi teror tersebut.

"Hasil CCTV melalui digital forensik secara teknis sudah diuji dan hasilnya untuk kepentingan penyidikan," kata Trunoyudo saat dikonfirmasi.

Secara paralel, Polisi juga terus melakukan rangkaian pemeriksaan saksi. Saat ini tercatat sudah ada 11 orang yang diminta keterangan dari kasus teror tersebut.

"Masih penyelidikan tersangka sejauh ini sudah 11 saksi yang di ambil keterangannya," demikian Trunoyudo.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya