Berita

Lambang ICW/Net

Politik

ICW: Era Jokowi Cocok Disebut Rezim Humas Yang Pandai Bersolek

KAMIS, 20 AGUSTUS 2020 | 14:55 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti penggunaan influencer atau buzzer yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo dalam mempromosikan kebijakan.

Peneliti ICW, Egi Primayogha mengatakan, penggunaan influencer sering kali dilakukan untuk bersolek agar sesuatu terlihat bagus di mata publik.

"Rezim Jokowi saat ini kok rasanya sering sekali menggunakan jasa influencer. Satu sisi memang tidak masalah, tapi di sisi lain seringkali jasa itu digunakan untuk bersolek agar sesuatu terlihat bagus padahal di balik itu rasanya tidak," ujar Egi Primayogha saat konferensi pers bertajuk "Rezim Humas: Berapa Miliar Anggaran Influencer?" yang diselenggarakan ICW, Kamis (20/8).

Judul konferensi pers ini sengaja digunakan ICW karena dalam praktik komunikasi rezim Jokowi sangat cocok disebut rezim humas yang pandai bersolek.

"Itu salah satu alasan teman-teman di ICW mengusulkan judulnya menjadi rezim humas karena kami menilai rezim Jokowi dengan segala praktik komunikasinya cocok sekali disebut rezim humas yang pandai bersolek," kata Egi.

Dalam temuan ICW berdasarkan penelusuran website LPSE, anggaran belanja pemerintah pusat untuk influencer mencapai Rp 90,45 miliar. Penggunaan anggaran tersebut ditemukan dari LPSE di 5 kementerian.

Di antaranya, Kementerian Pariwisata sebanyak 22 paket pengadaan senilai Rp 77,66 miliar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak 12 paket pengadaan senilai Rp 1,6 miliar, Kementerian Komunikasi dan Informatika sebanyak 4 paket pengadaan senilai Rp 10,83 miliar.

Selanjutnya, Kementerian Perhubungan sebanyak 1 paket pengadaan senilai Rp 195,8 juta dan Kementerian Pemuda dan Olahraga sebanyak 1 paket pengadaan senilai Rp 150 juta.

Data tersebut ditelusuri ICW sejak periode kepemimpinan Jokowi. Namun, pengumpulan data baru dilakukan sejak 14 Agustus hingga 18 Agustus dengan kata kunci pencarian di website LPSE di antaranya media sosial atau sosial media, influencer, key opinion leader, komunikasi, youtube, Facebook dan sebagainya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya