Berita

Aktivis Kemanusiaan Natalius Pigai/Net

Politik

Penurunan Kemiskinan Era SBY Dicatut, Natalius Pigai: Maruf Amin Mesti Jujur

RABU, 19 AGUSTUS 2020 | 14:43 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Klaim penurunan angka kemiskinan yang disampaikan Wakil Presiden Maruf Amin mendapat kritikan keras dari aktivis kemanusiaan Natalius Pigai.

Dalam klaim yang disampaikan, Maruf Amin menyebut angka kemiskinan turun dari 11,22 persen di tahun 2015 menjadi 9,78 di bulan Maret 2020. Namun menurut Pigai, hitungan wapres keliru.

"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 sebanyak 28,28 juta (11,28%) namun Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mampu turunkan angka kemiskinan sehingga pada akhir jabatan September 2014, sebanyak 27,73 juta orang (10,96 persen)," kata Natalius Pigai kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/8).


"Karena itu Wakil Presiden Prof Maruf Amin mesti jujur," jelasnya.

Menurutnya, cara menghitung yang dilakukan Maruf Amin keliru lantaran mengambil data di era kepemimpinan SBY. Harusnya, Wapres Maruf Amin menghitung bukan dari 11,22% angka kemiskinan, melainkan dari 10,96 persen yang kemudian dikurangi persentase penduduk miskin bulan Maret 2020 sebesar 9,78 persen.

Bila demikian hitungan yang dilakukan, jelas Pigai, maka penurunan angka kemiskinan di era Presiden Joko Widodo hanya turun sebesar 1,18 persen.

"Padahal Jokowi habiskan uang rakyat hampir 12 ribu triliun APBN selama 6 tahun. Penurunan jumlah orang miskin yang hanya turun 1,18 persen orang itu terlalu kecil, bahkan terkecil di antara 7 presiden," tegas mantan Kasubid Statistik Ketenagakerjaan Kemanakertrans RI ini.

"Jokowi tidak punya hati dan kejam pada pada orang miskin. 6 presiden sebelumnya mampu menurunkan angka kemiskinan lebih dari 2 persen. Bahkan Gusdur 5 persen dari 23 persen ke 18 persen hanya dalam waktu singkat, SBY 6 persen," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya