Berita

Analis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Net

Politik

Salamuddin Daeng: Masalah Kita Bukan Cuma Resesi Ekonomi Tapi Sudah Resesi Politik

JUMAT, 14 AGUSTUS 2020 | 01:25 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pembiayaan utang yang hingga akhir tahun 2020 ini ditargetkan sebesar Rp 1.093 triliun untuk menghindari krisis membuat pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pusing tujuh keliling.

Jika pemerintah tidak bisa memenuhi target tersebut, maka beragam program bantuan pemerintah ke sektor swasta tidak akan signifikan membantu pertumbuhan ekonomi domestik.

"Target defisit tidak terealisasi dan target penerimaan di dalam negeri juga tidak terealisasi, jadi bagaimana mungkin pemerintah bisa membiayai krisis seperti sekarang?" ujar pengamat ekonomi politik Universitas Bung Karno, Salamuddin Daeng dalam sarasehan virtual Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM), Kamis (13/8).

"Karena kita ketahui krisis sekarang terjadi di sektor swasta, di mana mereka tidak akan selamat kalau tidak ada bantuan atau dukungan dari pemerintah," sambungnya.

Di sisi yang lain, analis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) ini mengatakan, kepercayaan publik, termasuk dunia internasional terhadap pemerintah sangat rendah dalam hal memberikan utang.

Sebabnya, kata Daeng, regulasi dan kebijakan yang dibuat pemerintah berubah-ubah. Misalnya, perubahan Perppu 1/2020 menjadi UU 2/2020, keluarnya sejumlah PP, Perpres danatau Keppres. Termasuk soal perubahan tim pemulihan ekonomi.

Dalam tim pemulihan ekonomi, awalnya cukup diserahkan kepada Kemenkeu bersama BI, OJK, LPS dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang didasari dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) serta undang-undang. Namun saat ini pemerintah kembali membuat tim baru yang diketuai Menko Perekonimian dan diserahkan pelaksanaannya kepada menteri BUMN.

"Gimana dan apa sebetulnya? Dari sisi regulasi dan organisasi untuk menyelesaikan krisis saja sudah menciptakan ketidakpastian tersendiri," kritiknya.

Oleh karena itu, Salamuddin Daeng berkesimpulan bahwa kondisi bangsa dan negara Indonesia ini bukan hanya diancam krisis alias resesi ekonomi, tapi juga tengah menuju ke arah resesi di bidang politik.

"Ini bukan hanya sekadar resesi ekonomi seperti yang dilihat para ekonom, tapi sudah menjadi resesi kita di bidang politik dan sosial, karena ketidakpastian di dalam strategi kita di dalam bernegara. Nah ini yang akan menjadi masalah ke depan," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya