Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Joko Widodo/Net

Publika

Tertunduk Lesu Di Minus Lima Koma Tiga Puluh Dua

MINGGU, 09 AGUSTUS 2020 | 10:12 WIB

PERTUMBUHAN ekonomi pada kuartal II ini diumumkan presiden pada angka minus 5,32 persen. Nah tertunduk lesu Pak Jokowi yang awalnya pernah hingar bingar mengkampanyekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan segera "meroket".

Pengumuman saat rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju tersebut dinilai sebagai kegagalan dan frustrasi Pemerintah.

Rilis BPS soal pertumbuhan ekonomi tentu memukul presiden dan jajaran kabinet terutama penanggung jawab bidang ekonomi. Jika Presiden Jokowi marah-marah lagi, maka itu tak lain adalah dia yang sedang memarahi dirinya sendiri. Rakyat juga sedang menanti waktu untuk memarahi presiden yang tak becus ini.


Menkeu Sri Mulyani di depan anggota DPR memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini adalah minus 3,5 hingga minus 5,1 persen dengan rentang tengah minus 4,3 persen. Nyatanya justru menjadi minus 5,32 persen.  Rupanya meroket ke bawah alias nyungsep itu meluncur tak tertahankan. Diprediksi kuartal III dan IV masih terus minus.

Negara mengalami resesi ekonomi bukan semata akibat Covid-19, tetapi sebelumnya juga pergerakan ekonomi sudah mengarah pada resesi. Pelambatan ekonomi menyebabkan banyak perusahaan tutup, artinya PHK.

Berakibat pada daya beli yang menurun. Investasi yang bermasalah termasuk pasar keuangan karena menurun nilai suatu portofolio atau aset seperti saham.

Kurs dolar AS tidak akan stabil dan tentu berpengaruh pada ekspor impor. Tingkat suku bunga tinggi yang dapat meningkatkan inflasi. Sebagaimana kekhawatiran para pengamat ekonomi, bahwa pertumbuhan yang terus menurun dapat berujung pada depresi ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap masa depan menjadi hilang.

Tertunduk lesunya bapak Jokowi saat sidang terbatas akibat pertumbuhan ekonomi kuartal II yang minus lima koma tiga puluh dua persen ini jangan-jangan tanda-tanda depresi.

Publik masih akan menunggu pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2020 besok. Siap-siap menilai "pertanggungjawaban" kenegaraan atas kondisi politik, ekonomi, hukum, dan lainnya. Resesi membuat depresi  kah?

Jika rakyat telah melihat negara ini masuk fase depresi, maka tak ada harapan untuk masa depan. Pilihan pun hanya tinggal dua bagi para penyelenggara negara yaitu mundur atau dimundurkan.

Rakyat dan bangsa Indonesia tidak boleh tertekan dan putus asa, tetapi harus terus hidup dan bergerak. Artinya absolut berganti dengan suasana baru.

M. Rizal Fadillah

Pemerhati politik dan kebangsaan


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya