Berita

Ekonom senior dari Institute Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini/Net

Politik

Didik J. Rachbini: Jangan Mimpi Bisa Atasi Resesi Kalau Kebijakan Pandemik Masih Amburadul

KAMIS, 06 AGUSTUS 2020 | 15:23 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Potensi resesi pada kuartal III 2020 menjadi satu hal yang diperhatikan serius oleh ekonom senior dari Institute Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini.

Akademisi Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi domestik yang minus 5,32 persen pada kuartal II tahun ini dimungkinkan bisa lebih dalam pada kuartal III nanti.

Sebab, katanya, pemerintah memiliki dua permasalahan pokok yang belum bisa diselesaikan. Yaitu kebijakan pemulihan ekonomi nasional dan kebijakan penanganan pandemik virus corona baru (Covid-19).

Namun dia menyimpulkan satu permasalahan pokok yang menjadi sebab utama dari minusnya pertumbuhan ekonomi dan ancaman resesi, yaitu kebijakan pemerintah dalam mengatasi corona.

"Kebijakan pandemik pemerintah sumber masalah. Awal Maret hampir 40 komunikasi pemerintah sangat buruk, mengacaukaan disiplin (protokol kesehatan) masyarakat," ujar Didik dalam jumap pers virtual Indef bertajuk “Hadapi Resesi, Lindungi Rakyat”, Kamis (6/8).

Lebih lanjut, Ketua Dewan Pengurus LP3ES ini memberikan contoh konkret dari kebijakan penanganan pandemik yang amburadul dikeluarkan pemerintah, khususnya terkait upaya menekan angka penularan di tengah-tengah masyarakat lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Sekarang masyarakat sudah tidak disiplin, karena dimulai oleh pemerintah melakukan pelonggaran (PSBB) pada saat naik (kasus positifnya). Negara lain melakukan pelonggaran pada saat turun," bebernya.

Oleh karena itu, Didik menekankan bahwa pemerintah sulit keluar dari ancaman resesi, jika kebijakan pandemik corona masih belum sebaik negara-negara lain.

"Jangan bemimpi mengatasi resesi, kalau kebijakan pandemik amburadul seperti sekarang," tegasnya.

"Jadi mulai dari wakil presiden, presiden sendiri, mudik enggak boleh, pulang kampung boleh, itu adalah komunikasi terburuk yang pernah saya dengar di tengah pembicaraan publik," demikian Didik J Rachbini menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya