Kepala Suku Upper Xingu, Aritana Yawalapiti saat wawancara media/Net
Suku asli Brasil Upper Xingu kehilangan pemimpin adat yang mereka segani, Aritana Yawalapiti yang meninggal karena terinfeksi virus corona pada Rabu (5/8).
Kepala suku Aritana Yawalapiti adalah salah satu pemimpin adat paling berpengaruh di Brasil yang memimpin orang-orang Upper Xingu di Brasil tengah dan membantu menciptakan taman adat di sana.
Kematiannya menggarisbawahi ancaman pandemik virus corona yang dihadapi oleh penduduk asli Brasil yang telah menyebar ke komunitas mereka.
Dokter Celso Correia Batista, yang melayani penduduk asli di wilayah Xingu membawa Aritana dalam perjalanan yang memang sangat jauh, yakni kurang lebih 10 jam perjalanan menuju kota kecil Mato Grosso, Canarana, di mana kondisi paru-parunya memburuk, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (6/8).
Karena tidak ada ICU dan tidak dapat menemukan dokter yang bersedia mengangkut Aritana melalui udara, Batista memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Goiania.
Aritana (71) dilarikan ke rumah sakit Goiania dua minggu lalu melewati perjalanan jauh yang berisiko dari negara bagian barat Mato Grosso. Sepanjang perjalanan dirinya bernapas dengan bantuan tangki oksigen sampai akhirnya bisa masuk ke unit perawatan intensif.
Namun nasib berkata lain, Aritana akhirnya mnghembuskan napas terakhirnya Rabu kemarin (5/8) waktu setempat. Dia meninggal di rumah sakit karena komplikasi paru-paru yang dideritanya.
Sebagai salah satu pemimpin adat paling tradisional di Brasil Tengah , Aritana memimpin masyarakat Xingu Atas dan merupakan salah satu penutur terakhir bahasa sukunya, Yawalapiti.
Aritana bekerja dengan Villas-Boas bersaudara untuk menciptakan Taman Nasional Xingu, kawasan adat terlindung pertama yang luas di Amazon yang menjadi tempat tinggal 16 suku.
Menurut organisasi payung masyarakat adat terbesar di Brasil, APIB, 631 penduduk asli telah meninggal karena Covid-19 dan sejauh ini ada 22.325 kasus yang dikonfirmasi di masyarakat.
Kementerian Kesehatan melaporkan lebih sedikit 294 kematian di antara penduduk asli dan 16.509 kasus yang dikonfirmasi, karena tidak menghitung penduduk asli yang telah meninggalkan tanah mereka dan pindah ke daerah perkotaan.
Setengah dari 300 suku asli Brasil telah dikonfirmasi terinfeksi Covid-19.