Berita

Petugas mengevakuasi korban di lokasi ledakan, gudang penyimpanan di Pelabuhan Beirut, Lebanon/Net

Dunia

Lebih 300 Orang Kehilangan Rumah, Netizen Dan Hotel-hotel Tawarkan Tempat Bernaung “Open Houses Lebanon”

KAMIS, 06 AGUSTUS 2020 | 06:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ratusan ribu orang Lebanon kehilangan tempat tinggal akibat ledakan dahsyat yang telah mengguncang Ibukota Beirut pada Selasa (4/8). Gubernur Lebanon Marwan Abboud memperkirakan ada sekitar 300 ribu orang yang kehilangan tempat tinggal dalam insiden itu.

Hal itu mengundang respon dari para netizen Lebanon, banyak yang kemudian menawarkan rumah mereka kepada penduduk yang menjadi korban ledakan dan telah kehilangan tempat tinggal melalui media sosial.

Halaman Instagram yang bernama “Open Houses Lebanon” dibuat beberapa jam setelah insiden ledakan terjadi. Mereka berbagi rincian lokasi dan nomor kontak untuk mereka yang rumahnya hancur lebur oleh ledakan, seperti dikutip dari MEE, Rabu (5/8).

Lebih dari 100 lokasi telah dibagikan di halaman ini, mulai dari rumah, studio, dan kamar tidur warga hingga sekolah dan gereja. Halaman ini juga berbagi informasi tentang klinik hewan darurat yang terbuka untuk hewan peliharaan yang mengalami cedera akibat ledakan.

Tagar #OurHomesAreOpen menggema di berbagai platform media sosial, para netizen yang peduli menawarkan rumah mereka untuk orang menginap para korban yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu mereka juga membantu menyediakan transportasi untuk memindahkan para korban ke lokasi yang lebih aman.

Sejumlah hotel yang selamat dari ledakan juga menawarkan kamar gratis untuk orang-orang yang terdampak ledakan.

Ketika rumah sakit dibanjiri pasien, orang-orang juga menggunakan media sosial untuk berbagi lokasi bank darah yang sangat membutuhkan donor.

Data terakhir Palang Merah Lebanon menyebut ada sekitar 100 orang meninggal dan 4.000 orang yang terluka dalam insiden ledakan dahsyat itu. Banyak orang dibiarkan tanpa makanan, air atau tempat berlindung, karena tempat tinggal utama mereka mengalami kerusakan parah.

Peristiwa itu terjadi di saat Lebanon tengah berjuang melawan krisis ekonomi yang melumpuhkan negara itu, di mana pound Lebanon kehilangan 80 persen nilainya dalam waktu kurang dari setahun sehingga menyebabkan harga makanan menjadi dua kali lebih mahal. Pemerintah sebelumnya telah memperingatkan bahwa 60 persen populasi Lebanon berisiko hidup di bawah garis kemiskinan sebelum akhir tahun.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya