Berita

Petugas keamanan memasang blokade dan berjaga di jalan-jalan wilayah Jammu dan Kashmir/Net

Dunia

Tepat Setahun Otonomi Khususnya Dicabut, Wilayah Kashmir Kembali Diisolasi

RABU, 05 AGUSTUS 2020 | 13:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sudah setahun otonomi khusus wilayah Jammu dan Kashmir yang dikelola oleh India dicabut oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

Tepat pada hari ini, Rabu (5/8), peringatan satu tahun keputusan kontroversial tersebut diambil oleh Modi. Namun, pada saat yang sama, pemerintahan Modi juga memberlakuka kembali pembatasan yang ketat.

Sejak pagi, polisi dan personel paramiliter tampak menghentikan orang-orang yang berada di persimpangan jalan. Sementara beberapa lainnya memasang kawat berduri dan barikade besi, pesis seperti tahun lalu.

Di pusat kota utama Srinagar, Lal Chowk, pasukan paramiliter dikerahkan dalam jumlah besar untuk memberlakukan pembatasan. Akses ke pusat kota juga telah diblokir dengan menempatkan barikade dan kawat berduri, seperti yang dilaporkan Anadolu Agency
Pembatasan yang lebih ketat dilakukan di kota-kota tua Srinagar, yang secara tradisional merupakan benteng protes pro-kemerdekaan. Mayoritas jalan menuju daerah-daerah tersebut telah diblokir. Setiap orang yang berusaha melewatinya akan menghadapi polisi.

“Pembatasan bahkan lebih parah pada Selasa (4/8). Mereka menghentikan setiap orang yang lewat. India seharusnya malu mengatakan bahwa undang-undang khusus dicabut demi kebaikan kita. Mereka hanya ingin menaklukkan kami,” ujar warga Dalal Mohalla di kota tua, Tariq Ahmad, .

Untuk mencegah adanya aksi protes, pihak berwenang telah mengumumkan pemberlakuan jam malam selama dua hari pada Selasa. Di beberapa daerah, jam malam diberlakukan dengan dalih mencegah pandemik Covid-19.

Pihak yang sangat menyoroti masalah ini tentu Pakistan yang juga mengklaim wilayah Kashmir.

Pada Jumat (30/8), Kementerian Luar Negeri Pakistan sudah menyerukan akan mengamati dengan cermat peringatan 5 Agustus yang mereka sebut sebagai sebagai Youm-e-Istehsal atau Hari Eksploitasi.

Tahun lalu, menjelang pengumumkan penghapusan UU yang memberikan status otonomi khusus pada Kashmir, pemerintah India mengerahkan puluhan ribu tentara ke wilayah tersebut.

Pihak berwenang juga memutus telepon dan koneksi internet, sementara lebih dari 7.300 aktivis pro-kemerdekaan ditahan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya