Berita

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto/Net

Publika

Gerindra Dan Nepotisme

RABU, 05 AGUSTUS 2020 | 09:30 WIB

BANYAK yang geleng-geleng kepala melihat perkembangan Gerindra. Awalnya banyak yang melihat prospek ke depan yang cerah bagi partai ini karena pandangan politik yang kritis dan korektif. Tapi lama-lama pengagum atau pengharap mulai kehilangan respek.

Terasa sia-sia dahulu mendukung Ketum Gerindra untuk menjadi Presiden. Ketum dan partai semakin loyo saja. Rakyat yang bersemangat perubahan ke arah yang lebih baik ternyata tak bisa menggantungkan harapan.

Di RUU HIP Gerindra senyap suara. Tak ada pembelaan pada rakyat yang gelisah oleh permainan acak ideologi oleh partai pengusung RUU. Umat berteriak keras akan bahaya. Gerindra nyaman-nyaman saja.


Menyakitkannya sang Ketum ikut mengantar lembaran busuk pengganti, RUU BPIP. Konyol memang karena seperti tidak membaca konstelasi keumatan. Kongres Umat Islam telah mendorong agar BPIP dibubarkan.

Pada Pilkada lagi-lagi Gerindra berperilaku aneh. Kasarnya menjilat. Anak Presiden didukung, menantu Presiden didukung, besan Presiden didukung, anak Wapres didukung, anak Sekretaris Kabinet didukung.

Sebagai hak politik hal demikian adalah sah-sah saja. Tetapi ini merupakan dukungan menuju pengabsahan nepotisme. Kultur yang diwanti-wanti oleh Tap MPR No. XI/MPR/ 1998 dan Tap MPR  No. VIII/MPR/2001 sebagai perbuatan yang harus dihindari bahkan diberantas.

Pendukung benih nepotisme tentu bukan hanya Gerindra, tetapi Gerindra patut disorot mengingat Ketumnya adalah Calon Presiden yang mendapat dukungan jutaan suara yang berharap memiliki pemimpin yang berintegritas dan mandiri.

Tapi sayang pragmatisme, kalkulasi politik, mungkin juga apologi demi strategi, maka para pemeran sandiwara politik lebih suka mempermainkan perasaan hati rakyat. Sekedar untuk mendapatkan sejumput keuntungan bagi kelompok atau partai. Lagi pula pemilu waktunya masih lama, bukankah parpol itu membutuhkan dukungan rakyat hanya di saat Pemilu ?

Nepotisme harus diberantas jika negara ingin kuat dan bersih. Nepotisme ada dalam satu napas dengan kolusi dan korupsi. Penyelenggara negara mesti memiliki komitmen untuk melakukan pemberantasan KKN. Jika komitmen sudah hilang, maka baiknya Ketetapan MPR atau peraturan perundang-undangan yang ada dibuang saja ke tempat sampah.

Rakyat sudah semakin muak pada karakter pemerintahan yang didukung partai-partai politik yang sudah tidak menperdulikan aturan aturan hukum. Ber-KKN dengan bebas dan leluasa. Tak peduli pada pandangan luar selain diri, kelompok, dan partainya. Mengelola negara seperti miliknya sendiri. Kekuasaan adalah aku- l'etat c'est moi.

Sebaiknya Gerindra introspeksi dan evaluasi atas langkah yang menenggelamkan diri itu. Hukum politik selalu ada "reward" dan "punishment". Jangan abaikan dan persetankan suara rakyat. Kekuasaan dan jabatan itu tidak abadi.

Tentu semua sudah sangat tahu akan hal ini.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya