Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Malangnya Kaum Yazidi, Lolos Dari ISIS Kini Harus Hadapi Ancaman Teroris PKK

SELASA, 04 AGUSTUS 2020 | 15:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sekian tahun kaum Yazidi hidup menderita di bawah tekanan, ancaman, teror, serta pembantaian yang dilakukan oleh kelompok ISIS. Bahkan banyak dari mereka yang meskipun kini telah terbebas dari cengkeraman kelompok ISIS masih harus mengalami trauma jangka panjang.

Namun, teror dan pembantaian selama beberapa tahun yang dilakukan oleh kelompok ISIS itu nampaknya belum menjadi akhir dari penderitaan kaum Yazidi karena saat ini ternyata mereka masih harus menghadapi ancaman teror baru dari kelompok teroris PKK.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam serangkaian twitnya yang menulis tentang nasib kaum Yazidi yang harus menderita lagi setelah lolos dari kekejaman ISIS.

“Duka untuk Yazidis yang dibantai 6 tahun lalu oleh Daesh (ISIS) masih jelas dalam ingatan kita. Sayangnya, Yazidis yang lolos dari kekejaman Daesh sekarang menderita terorisme dan penindasan PKK," tulis Cavusoglu di Twitter, seperti dikutip dari Daily Sabah, Senin (3/8).

Pada pertengahan 2014, PKK berhasil mendirikan pijakan di Sinjar Irak, dengan alasan bahwa mereka melindungi komunitas Yazidi lokal dari ISIS dengan memperluas kehadirannya di Irak utara.

Turki dikenal sangat vokal mengkritik kehadiran PKK di Sinjar, karena kehadiran kelompok teroris di perbatasan Turki menimbulkan ancaman signifikan terhadap keamanan nasional negara itu.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2016, ISIS melakukan genosida dan kejahatan lain terhadap Yazidi di Suriah dan Irak dalam upaya menghancurkan komunitas agama yang berpenduduk 400 ribu orang itu. Laporan itu berdasarkan wawancara dengan lusinan orang yang selamat, mengatakan para gerilyawan secara sistematis menangkap Yazidi di Irak dan Suriah sejak Agustus 2014, berusaha untuk ‘menghapus’ identitas mereka dalam kampanye yang memenuhi definisi kejahatan sebagaimana didefinisikan di bawah Konvensi Genosida 1948.

Ankara beberapa kali memperingatkan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) dan Baghdad tentang menghilangkan kehadiran PKK untuk menjaga keamanan perbatasan Turki dan kelompok etnis lokal yang tinggal di wilayah tersebut.

Meskipun para pejabat tinggi dari kedua pemerintah sering menyatakan ketidaknyamanan mereka dengan kamp dan kegiatan PKK dan mengatakan tidak akan membiarkan militan menyerang Turki dari tanah mereka, namun nyatanya tidak ada tindakan serius yang diambil untuk melakukan itu.

Tanpa tindakan dari Irak atau KRG, Turki memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri dan mengambil sikap keras terhadap kehadiran PKK di wilayah tersebut.

Irak Utara telah sering dilanda konflik dengan militer Turki sejak awal 1990-an karena ancaman yang diarahkan oleh teroris PKK dari pegunungan Qandil yang terletak sekitar 40 kilometer tenggara perbatasannya di provinsi Irbil, Irak utara.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya