Berita

Peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata/Net

Politik

Jika Tidak Bersalah Dan Bersih, Mengapa Harus Grogi Dan Risih Dengan Hadirnya KAMI?

SELASA, 04 AGUSTUS 2020 | 09:44 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ratusan tokoh, aktivis, maupun akademisi ramai-ramai bergabung di dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Karena gerakan ini dianggap sebagai gerakan kolektivitas atas kesadaran menyangkut persoalan kebangsaan.

"Model gerakan bukan bertujuan untuk makar. Sebaliknya, justru gerakan bertugas menjewer aparatur negara yang menyimpang dari sebuah cita-cita pembangunan bangsa Indonesia," ujar peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/8).

Sehingga, kata Dian, sebaiknya pemerintah tidak resisten terhadap kemunculan gerakan KAMI tersebut.

"Dengar dulu, kunyah-kunyah kemudian. Model gerakan ini sudah tumbuh jauh sebelumnya. Petisi 50, contohnya. Jika tidak bersalah dan bersih mengapa harus grogi dan risih hadirnya gerakan ini?" kata Dian.

Ditambahkan Dian, pemerintah seharusnya melayani gerakan KAMI sebagai bagian dari perkembangan dan respons masyarakat sipil dalam tatanan kehidupan demokrasi.

"Jadi melayani gerakan ini cukup buka telinga dengan lebar dan jangan dibuat baper hingga berujung teror. Justru masyarakat harus berterimakasih atas hadirnya gerakan ini. Pemerintah mendapat perhatian khusus," jelas Dian.

Karena, lanjut Dian, orang-orang yang ada di KAMI tersebut bukanlah orang-orang sembarangan.

"Orang-orang yang ada di gerakan ini juga bukan tipikal kaleng-kaleng atau unyu-unyu. Mereka punya sejarah panjang dalam merespons setiap gejolak yang ada di republik ini," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya