Berita

Sempat damai, Tentara India dan Cina bersama-sama merayakan Tahun Baru 2019 dengan upacara bendera di kawasan perbatasan Bum La, Arunachal Pradesh, India/Net

Dunia

Hasil Perundingan: Tidak Ada Kompromi Soal Teritorial, India Minta China Tarik Pasukannya Di Semua Titik

SELASA, 04 AGUSTUS 2020 | 09:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

India telah dengan tegas menyampaikan kepada China bahwa tentaranya tidak akan kompromi terkait integritas teritorial India. Pada pertemuan putaran kelima perundingan militer India-China, Minggu (2/8), India menuntut dengan segera penarikan pasukan China dari Pangong Tso dan beberapa titik gesekan lainnya di Ladakh timur.

Komandan senior kedua pasukan mengadakan negosiasi intens selama hampir 11 jam pada hari Minggu (2/8) di titik pertemuan yang ditentukan di Moldo di sisi China Line of Actual Control (LAC), seperti dikutip dari Indian Expres,Senin (3/8).

Delegasi India dengan sangat jelas dan tegas mengomunikasikan kepada pihak China bahwa pemulihan status quo ante di semua wilayah Ladakh timur adalah kunci untuk hubungan keseluruhan antara kedua negara.

Beijing harus memastikan penarikan pasukan sepenuhnya dari titik gesekan yang tersisa.

Beberapa pekan setelah bentrokan berdarah, Tentara Tiongkok telah mundur dari Lembah Galwan dan daerah-daerah tertentu lainnya. Namun, penarikan pasukan belum bergerak sepenunya dari daerah Finger Four dan Eight di Pangong Tso seperti yang diminta oleh India. Gunung taji di daerah tersebut disebut sebagai Fingers.

China juga belum menyelesaikan penarikan pasukan dari daerah Gogra.

Pada perundingan hari Minggu (2/8), delegasi India dipimpin oleh Letjen Harinder Singh, komandan Korps 14 yang bermarkas di Leh. Sementara pihak China dipimpin oleh Mayor Jenderal Liu Lin, komandan wilayah militer Xinjiang Selatan.

Putaran perundingan sebelumnya terjadi pada 14 Juli dan berlangsung selama hampir 15 jam. Namun, tidak ada kata resmi mengenai perincian pertemuan itu.

"Ada beberapa kemajuan yang dihasilkan dari perundingan putaran kelima ini, tetapi proses penarikan pasukan belum selesai," kata juru bicara MEA Anurag Srivastava ketika ditanya tentang klaim China.

Dalam tiga minggu terakhir, India telah secara signifikan meningkatkan pasukan dan persenjataan di daerah sekitar Daulat Beg Oldi (DBO) dan Lembah Depsang sepadan dengan pengerahan pasukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).

Selama pembicaraan militer dan diplomatik, India juga menuntut penarikan pasukan China dari Depsang, daerah di mana mereka telah menyusup pada 2013 silam.

Putaran pertama perundingan elah diadakan pada 6 Juni di mana kedua belah pihak menyelesaikan kesepakatan untuk melepaskan diri secara bertahap dari semua poin kebuntuan yang dimulai dengan Lembah Galwan.

Namun, situasi memburuk setelah bentrokan Lembah Galwan pada 15 Juni di mana 20 personel Angkatan Darat India tewas ketika kedua belah pihak secara signifikan mendukung penyebaran mereka di sebagian besar wilayah di sepanjang LAC.
Sisi Tiongkok juga menderita korban dalam bentrokan tetapi belum memberikan rinciannya.

Menurut laporan intelijen Amerika, jumlah korban di pihak Cina adalah 35.
Pada 22 Juni, dilakukan perundingan militer putaran kedua. Lalu, pada putaran ketiga yang berlangsung pada 30 Juni, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan de-eskalasi "cepat, bertahap dan bijaksana" sebagai "prioritas" untuk mengakhiri pertikaian.

Proses resmi penarikan pasukan dimulai pada 6 Juli, sehari setelah hampir dua jam pembicaraan lewat telepon antara NSA Doval dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi tentang cara-cara untuk menurunkan ketegangan di titik-titik pertemuan.

Angkatan Udara India (IAF) juga telah memindahkan sistem pertahanan udara serta sejumlah besar jet tempur garis depan dan helikopter serang ke beberapa pangkalan udara utama.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya