Berita

Forum Kedaulatan NKRI bersilaturahmi dengan TNI AD/Ist

Politik

Keseimbangan Harus Dibangun, Peran Berlebihan Polri Tidak Boleh Terjadi

SENIN, 03 AGUSTUS 2020 | 15:19 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Setelah silaturahmi dengan Polri dan MUI, kini Forum Kedaulatan NKRI melakukan audiensi bersama TNI Angkatan Darat. Mereka diterima oleh Wakil Asisten Teritorial Mabesad Brigjen TNI Toto dan Kolonel Wastono, di Markas Besar Angkatan Darat, Jalan Veteran, Jakarta, Senin (3/8).

Salah satu perwakilan Forum Kedaulatan NKRI, Adang Suharjo menyampaikan, kedatangannya ke Mabesad untuk menyampaikan hal yang berkaitan dengan RUU HIP yang berganti RUU BPIP beserta latar belakang dan implikasinya terhadap stabilitas masyarakat, bangsa, dan negara.

Adang mengatakan, Forum Kedaulatan NKRI menyampaikan empat sikap saat beraudiensi dengan TNI Angkatan Darat. Pertama, berkaitan dengan eskalasi gerakan paham komunisme, maka TNI bersama rakyat diharapkan memperkuat kebersamaannya.

"Perjuangan kaum komunis biasa diawali dengan gerakan politik untuk kemudian militer. Peran negara China tidak dapat dianggap kecil," kata Adang dalam keteranganya.

Kemudian, sambung dia, pengaruh TNI khususnya Angkatan Darat terhadap kebijakan pemerintah cukup besar. Oleh karenanya, penyelundupan ide melalui RUU HIP yang kemudian menjadi RUU BPIP patut diawasi penuh oleh rakyat dan TNI.

"Rakyat sebagian besar menolak RUU ini. Kajian strategis TNI AD dapat memberi input bagi dicabutnya RUU tersebut," tandas Adang.

Di sisi lain, dalam audiensi tersebut, turut membahas juga TAP MPR No VI/MPR/2000 yang memisahkan TNI dengan Polri, dan dikhawatirkan berdampak pada pengecilan peran TNI.

Menurut Adang, upaya-upaya tersebut perlu diantisipasi terhadap pihak yang mencoba untuk merenggangkan hubungan TNI dan Polri dengan cara adu domba.

"Namun keseimbangan antara TNI dan Polri harus dibangun. Peran berlebihan Polri tidak boleh terjadi," ujar Adang.

Forum Kedaulatan NKRI juga mendesak agar Panglima TNI khususnya KSAD agar mendalami lebih jauh akan dampak dan bahaya desintegrasi akibat pergerakan "Pancasila 1 Juni 1945".

Adang mengungkap, pergerakan ini dapat dapat melemahkan dan merongrong wibawa Pancasila 18 Agustus 1945 dan UUD 1945.

"TNI diharapkan dapat memahami dan menangkap aspirasi kuat dari masyarakat yang menginginkan agar dapat kembalinya UUD 1945 secara murni sebagaimana aslinya. Masyarakat melihat Amandemen UUD 1945 telah membuka celah bagi berkembangnya faham liberalisme dan kapitalisme," demikian Adang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya