Berita

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus/Net

Kesehatan

WHO Perpanjang Status Darurat Tertinggi Covid-19

MINGGU, 02 AGUSTUS 2020 | 12:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperpanjang status Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC) yang merupakan peringatan tingkat tertinggi. Badan PBB tersebut menyatakan, pandemik Covid-19 kemungkinan akan berlangsung panjang.

Peringatan tersebut disampaikan pada Sabtu (1/8), setelah komite darurat WHO melakukan pertemuan untuk mengevaluasi krisis kesehatan yang telah melanda dunia selama lebih dari setengah tahun.

Komite tersebut berkumpul pada Jumat (31/7) untuk keempat kalinya sejak WHO mendeklarasikan PHEIC untuk Covid-19 pertama kali. Ada 18 anggota dan 12 penasihat yang berkumpul.

Dalam pernyataannya, komite tersebut menyoroti durasi panjang pandemik Covid-19 bisa memicu kelelahan tanggapan negara-negara dunia. Apalagi jika ditambah dengan tekanan sosial-ekonomi, melansir AFP.

"Komite menyoroti durasi panjang pandemik Covid-19, mencatat pentingnya upaya berkelanjutan komunitas, nasional, regional, dan global," bunyi pernyataan tersebut.

"WHO terus menilai tingkat risiko global Covid-19 menjadi sangat tinggi," tambah pernyataan tersebut.

Komite tersebut kemudian mendesak WHO untuk memberikan panduan pragmatis mengenai tanggapan Covid-19 guna mengurangi risiko kelelahan negara yang juga menghadapi tekanan sosial-ekonomi.

Komite juga mendesak WHO untuk mendukung negara-negara dalam mempersiapkan peluncuran pengobatan dan vaksin yang terbukti efektif. Termasuk juga mempercepat penelitian sumber virus agar bisa lebih cepat menghentikan penyebaran.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan efek pandemik akan berlangsung lama.

"Sungguh menyedihkan untuk berpikir bahwa enam bulan lalu, ketika Anda merekomendasikan saya menyatakan PHEIC, ada kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian di luar China," katanya.

Namun saat ini, virus tersebut telah menginfeksi sedikitnya 17,6 juta orang dengan sedikitnya 680 ribu di antaranya meninggal dunia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya