Berita

Adian Napitupulu bersama Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Beathor Suryadi: Sudah Berbulan-bulan Jokowi Ingkar Janji Kepada Relawan

SABTU, 01 AGUSTUS 2020 | 15:18 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu sudah menyerahkan nama-nama calon komisaris BUMN termasuk calon duta besar dari kelompok relawan hingga aktivis 1998.

Penyetoran nama-nama calon petinggi BUMN dan dubes dari kelompok relawan hingga aktivis 1998 itu diklaim atas permintaan Presiden Joko Widodo.

Adian, aktivis 98 yang kini menjadi anggota Komisi VII DPR itu sudah menyerahkan daftar calon komisaris BUMN dan dubes ke Istana pada 30 Oktober 2019.

Namun, hingga saat ini belum ada realisasi atas janji manis tersebut. Yang ada, posisi komisaris BUMN diisi birokrat di kementerian dan para jenderal TNI-Polri.

"Sudah berbulan-bulan Adian Napitupulu dan relawan yang lain berusaha untuk kebagian posisi komisaris di BUMN," kata mantan staf KSP, Bambang "Beathor" Suryadi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/8).

Jelas Beathor Suryadi, hal itu dilakukan Adian dkk karena Jokowi memintanya untuk mencatat daftar nama-nama relawan khususnya aktivis 98. Begitu juga Jokowi meminta hal yang sama kepada relawan yang lain.

Di sisi lain, kondisi Pemilu serentak 2019 lalu, kemenangan Jokowi ditentukan juga oleh kader partai pengusungnya yang mewajibkan caleg untuk menampilkan wajah pasangan Jokowi-Maruf pada semua atribut kampanye. Atribut kampanye tersebut dipasang di dapil masing-masing ke seluruh sesa.

"Kemenangan dari hasil kerja gotong royong itulah yang ditagih oleh relawan dan para kader partai," ujar Beathor Suryadi, yang juga mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP.

Jadi sangat aneh, kenapa setelah menang justru posisi komisaris BUMN diisi oleh pihak lain, ada pejabat esolen satu kementerian, padahal mereka tidak memilih JokoWi, ada pihak TNI-Polri, swasta, bahkan dari kader partai lawan Jokowi.

"Titipan komisaris BUMN dari Kemenkeu bahkan ada yang sudah rangkap tiga jabatan di internalnya," tutup Beathor Suryadi menyayangkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya