Berita

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin/Net

Politik

Ujang Komarudin: Pemerintah Seperti Sedang Ambil Untung Dari Minyak

KAMIS, 30 JULI 2020 | 12:52 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah harus menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri, jika harga minyak dunia kembali turun. Ini sebagaimana janji pemerintah yang menyatakan bahwa harga BBM mengikuti mekanisme pasar.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin merasa aneh jika pemerintah dan Pertamina tidak kunjung menurunkan harga BBM. Menurutnya, jika harga minyak dunia anjlok dan harga BBM tak kunjung turun, maka patut diduga ada sesuatu.

"Dulu pemerintah mengatakan bahwa harga minyak menyesuaikan harga pasar. Ketika harga di pasar naik, harga minyak pun naik. Namun anehnya ketika harga minyak dunia turun, harga minyak di Indonesia tak diturunkan?" katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (30/7).


"Ini sepertinya pemerintah sedang aksi ambil untung. Untung di pejabat, sekarat di rakyat," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ujang menyesalkan sikap pemerintah dan Pertamina yang terkesan tidak prihatin melihat kondisi masyarakat Indonesia yang saat ini tengah menghadapi masa sulit akibat terdampak pandemik Covid-19. 

"Karena rakyat hidupnya sedang susah. Perlu uluran dan bantuan negara. Negara harus hadir di tengah-tengah rakyat yang sedang terkena wabah Covid-19. Yang terjadi justru negara abai, terhadap urusan perut rakyat," demikian Ujang Komarudin.

Harga minyak dunia kembali anjlok pada perdagangan, Kamis (30/7) waktu Indonesia. Penurunan dipicu akibat lonjakan kasus baru Covid-19 global, sehingga memicu kekhawatiran pelaku pasar akan merosotnya permintaan bahan bakar.

Dikutip dari Bloomberg pada Rabu kemarin, pukul 08.58, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 turun 0,16 persen ke level 43,68 dolar AS per barel.

Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2020, turun 0,15 persen ke 41,22 dolar AS per barel. Kedua harga minyak patokan tersebut berada di wilayah stagnan setelah sejumlah negara melaporkan lonjakan kasus Covid-19, Rabu (29/7). 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya