Berita

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra/Repro

Politik

Azyumardi Azra: Kalau Punya Dana Harusnya Tidak Dihabiskan Untuk POP, Tapi Santuni Siswa

SELASA, 28 JULI 2020 | 22:23 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud dinilai tidak menunjukkan empati terhadap kondisi pendidikan nasional yang terdampak pandemik virus corona baru (Covid-19). Akan lebih baik, jika program yang menelan anggaran dana sekitar Rp 600 miliar itu dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra menyarankan Kemendikbud untuk melakukan stimulus anggaran untuk pendidikan. Ketimbang menghamburkan uang negara untuk program yang masih prematur dan belum jelas tersebut.

"Sekarang ini lagi krisis Covid-19. Yang harus dilakukan oleh Kemendikbud sekarang ini adalah menyantuni baik para siswa maupun mahasiswa," ujar Azyumardi Azra dalam diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa malam (28/7).

"Saya kira kalau punya dana yang banyak seharusnya tidak dihabiskan tidak dianggarkan untuk POP ini. Lebih baik di kalau dana itu masih ada tersedia dialihkan untuk stimulus pendidikan," imbuhnya menegaskan.

Menurut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini merasa heran ketika pendidikan seperti tidak menjadi hal prioritas untuk diperhatikan. Pasalnya, stimulus anggaran disejumlah sektor telah digelontorkan pemerintah tapi tidak ada stimulus untuk sektor pendidikan.

"Kalau kita lihat untuk bidang kesehatan ada stimulus kesehatan. Bidang ekonomi ada stimulus untuk usaha UMKM. Tapi untuk pendidikan sama sekali tidak ada dana stimulus pendidikan. Bahkan tidak ada dana kontigensi dana darurat pun tidak ada," sesalnya.

Atas dasar itu, sikap tegas dari PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud dinilai sudah tepat dan layak diapresiasi. Selain program POP Kemendikbud dinilai tidak jelas, masih ada hal yang lebih prioritas untuk menghadapi krisis pendidikan akibat Covid-19 ini.

"Jadi program ini tidak menunjukkan empati pada anak-anak kita, murid-murid yang berada di lokasi karena kemiskinan, fasilitas tidak punya handphone, laptop dsb. Nah kok bisa-bisanya malah bikin program membagi-bagikan uang?" kata Azyumardi Azra.

"Jadi tidak ada empatinya kepada peserta didik kita. Nah stimulus pendidikan ini untuk menyelamatkan pendidikan kita dari berbagai krisis Covid-19 ini," imbuhnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya