Berita

Ambulan dan bantuan untuk korban Covid-19 di Yaman/Net

Dunia

Yaman Kian Rapuh, 97 Tim Medis Meninggal Karena Covid-19

SENIN, 27 JULI 2020 | 16:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pandemik Covid-19 memperburuk krisis yang terjadi di Yaman. Sekian juta penduduk Yaman hidup dalam kesengsaraan yang semakin menghimpit. Bahkan, puluhan tim kesehatan pun tumbang karena Covid-19. Ahli penyakit menular, direktur medis, bidan, dan apoteker, telah kehilangan nyawa ketika mereka berjuang menekan angka Covid-19 di negara yang terbelit konflik bertahun-tahun itu.

Sebelum ada pandemik, Yaman memiliki 10 dokter untuk setiap 10.000 orang. Kini, sistem kesehatan negara itu semakin menjadi berantakan

"Kami telah kehilangan kolega terbaik kami, orang-orang yang tidak dapat diganti dengan mudah," ujar dokter Nahla Arishi, spesialis anak yang bekerja di garis depan penanganan Covid-19 di Aden, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (26/7).

"Virus Corona juga membunuh moral staf medis," lanjut Nahla sedih, menambahkan banyak tenaga medis yang semakin khawatir akan wabah itu di Yaman.
 
Konflik membuat negara itu kehilangan perhatian terhadap sektor kesehatan, ditambah dengan adanya pandemik, krisis itu seperti mendorong mereka ke dalam jurang.

Sekitar setengah dari semua fasilitas medis di Yaman tidak berfungsi. Sebelum Covid-19 datang, Yaman memiliki krisis malnutrisi dan wabah kolera. Saat ini, dengan meninggalnya pata petugas medis, dampak semakin besar bagi Yaman.

Walau banyak korban karena Covid-19, belum ada data komprehensif tentang jumlah infeksi dan kematian akibat Covid-19 di Yaman. Pemerintah dan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak memberikan angka yang tak dapat diandalkan.

Pada situs worldometer pada Minggu (26/7) jumlah kasus covid-19 mencapai lebih dari 16,1 juta orang tersebar di 215 negara atau bertambah 258.197 kasus baru selama 24 jam.

Badan amal medis MedGlobal telah menyerukan PBB dan organisasi kemanusiaan untuk menyediakan serta memasok alat pelindung diri bagi petugas kesehatan di Yaman. MedGlobbal pun meminta agar staf medis di negara tersebut dilatih cara menangani krisis Covid-19 dengan sumber daya yang sangat terbatas.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya