Berita

Peristiwa Kudatuli/Net

Politik

Luqman Hakim: Kudatuli Bagian Dari Kristalisasi Perlawanan Terhadap Orba

SENIN, 27 JULI 2020 | 10:28 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli 1996 atau disebut juga peristiwa Sabtu Kelabu 1996 menjadi catatan sejarah tersendiri bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Genap 24 tahun silam, kantor PDI yang dipimpin Megawati Soekarnoputri mendapat serangan hingga terjadi huru-hara di sekitaran Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto kala itu turut memburu para aktivis pro demokrasi. Tidak sedikit aktivis ini dikriminalisasi atau "disiksa" hingga berujung pada jeruji besi bahkan dibunuh.


Salah satu aktivis yang dipenjara oleh Orba kala itu yakni aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko yang kini menjadi politisi PDIP. Dia dipenjara selama 13 tahun. Itu lantaran PRD dituduh menjadi dalang peristiwa Kudatuli oleh rezim Orba.

Peristiwa tersebut, masih terekam dalam ingatan anggota Komisi III DPR RI fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim yang dituturkan kembali melalui akun Twitter pribadi, Senin (27/7). Menurutnya, Kudatuli merupakan tragedi "Jakarta Berdarah".

"Kudatuli, 27 Juli 1996 Jakarta Berdarah, dari serangan terhadap kantor PDI pimpinan Megawati. Tiga bulan sebelumnya, Budiman Sudjatmiko dipilih sebagai Ketum PRD di Kaliurang. Kudatuli, diikuti perburuan aktivis pro demokrasi oleh rezim Soeharto. Banyak aktivis disiksa, dipenjara dan dibunuh," ujarnya.

Luqman menuturkan, rezim Orba yang menuduh PRD sebagai dalang kerusuhan di Kantor DPP PDIP, yang kemudian dijadikan dalil oleh pemerintah untuk memburu aktivis pro demokrasi di seluruh penjuru negeri. Hingga akhirnya, tidak sedikit kader PDIP tewas dalam Sabtu Kelabu 1996 itu.

"Rezim menuduh PRD sebagai dalang kerusuhan di Kantor PDI yang menewaskan banyak kader PDI. Tuduhan itu dipakai alasan Orba memburu aktivis pro demokrasi di seluruh Indonesia. Termasuk teman-teman aktivis non-PRD. Banyak korban berjatuhan," tutur Luqman yang juga mantan Ketua IPNU Kabupaten Semarang ini.

Kudatuli, sambungnya, menjadi bagian dari kristalisasi perlawanan terhadap rezim Soeharto. Meskipun jauh sebelumnya, kelompok-kelompok mahasiswa dan rakyat sudah bergerak secara masif di berbagai daerah dengan berbagi isu yang menyangkut penindasan rakyat oleh rezim Soeharto.

"Sasaran utamanya; menjatuhkan rezim otoriter orde baru," kata Luqman.

Lebih lanjut, Luqman menyebutkan bahwa simbol perlawanan terhadap Orba tidak luput dari dua tokoh bangsa KH Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.

Kedua tokoh ini menjadi kunci perlawanan rakyat terhadap kesewenang-wenangan penguasa kala itu, yakni Soeharto. Hingga akhirnya demokrasi bisa dimulai di negeri Indonesia.

"Gus Dur dan Megawati, kedua tokoh ini menjadi simbol perlawanan terhadap orde baru. Selama Orba berkuasa, kaum Nahdliyin dan Marhaenis adalah elemen paling ditindas. Puncaknya, 21 Mei 1998, Soeharto dipaksa mundur oleh gerakan rakyat dan mahsiswa. Dimulailah era demokrasi di negeri ini," demikian Luqman Hakim.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya