Berita

Mangga Alpukat/Istimewa

Publika

Kisah Di Balik Lezatnya Mangga Alpukat

SENIN, 27 JULI 2020 | 10:07 WIB | OLEH: ILHAM BINTANG

SAYA mengenal pertama kali Mangga Alpukat tiga tahun lalu. Dikenalkan oleh Abu Bakar Assegaf, pengusaha besar mangga itu di Bangil. Mangga produknya dikenal juga dengan nama lain: Mangga Putar. Julukan ini menunjuk pada cara mengupasnya.

Kalau mangga biasa, kulitnya dikupas dari ujung bawah ke atas. Mangga Alpukat bagian tengahnya (perutnya) dipotong dua. Bagian atas diputar ke arah sebaliknya pada potongan lain (bawah). Jleb.

Anda akan menemukan sensasi begitu potonganya terlepas. Meninggalkan geroak bekas biji mangga. Warnanya kuning mengundang selera.

Gunakan sendok untuk mengambil dagingnya. Sensasinya di sini: manis mangga bercampur dengan daging lembut seperti alpukat.

Oh iya, kini saya ingat kisah awalnya. Nama Pak Abu Bakar saya peroleh dari presenter Rahma Sarita. Di FB Rahma suatu hari saya melihat penampakan Mangga Alpukat itu. Rahma merekomendasikan tempat yang tepat mencari tahu: Pak Abu Bakar di Bangil. Saya beberapa kali kontak beliau.

Tapi mangga ada musimnya. Setelah itu kami putus kontak.

Nama Pak Abu Bakar teringat lagi hari-hari ini setelah isteri salah membeli Mangga Alpukat dari temannya. Rasanya kecut, warnanya kuning pucat, beda jauh dengan mangga produk kebun Pak Abu Bakar.

Saya juga kena sekali, ada teman menawarkan, saya pun beli. Kecut dan tampilan memang kuning pucat. Diperam berapa hari pun tetap kecut, kuningnya malah memudar. Meski kemasan boksnya dibuat seakan mangga asli Bangil.

Kecewa dengan pengalaman itu saya kontak Pak Abu Bakar. Rupanya, dia pun gundah dengan modus penjualan mangga yang dilabeli Mangga Alpukat dari Bangil.

“Ampun Pak. Merusak nama Bangil, merusak reputasi mangga kebun kami, dan merugikan petani. Seenaknya mereka jualan mangga online, mangga biasa tapi diakui Mangga Alpukat. Harga pun sama, tapi rasanya kecut. Kami yang kena getahnya,” papar pemain Mangga Putar itu yang sudah puluhan tahun berkiprah di bidangnya.

Menurut Abu Bakar, mangga asli Kabupaten Pasuruan hanya berasal dari 4 Kecamatan: Bangil, Rembang, Sukorejo, dan Padaan sebelah Utara.

“Panen besar mangga di empat kecamatan di Pasuruan itu bulan Agustus nanti. Sekarang baru panen 25 persen. Sedangkan yang membanjiri pasar dan dijual dengan cara online ke Jakarta itu mangga biasa. Tapi harga sama. Mangga palsu. Banyak yang tertipu tapi komplainnya ke kami,” curhatnya, Minggu malam (26/7).

Lalu bagaimana mengatasinya?

“Bapak orang media, bapak tulislah,“ begitu pintanya. Memelas.

Nah. Ini saya tulis.

Semoga pedagang menginsyafi perbuatannya. Dan, pelanggan Mangga Alpukat tahu masalahnya. Tidak komplain ke Pak Abu Bakar dan teman-temannya di Bangil sana.
Harap dicatat, saya sedang membahas problem petani. Jangan diplintir-plintir bilang saya promosi “Mangga Islami”.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya