Petugas keamanan yang melakukan pengawasan saat MCO diberlakukan/Net
Malaysia tengah bersiap diri dengan lonjakan kasus baru Covid-19. Pemerintah menegaskan, akan kembali menerapkan movement control order (MCO) atau perintah kontrol gerakan jika jumlah infeksi harian mencapai tiga digit.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Senior sekaligus Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yakob pada Minggu (26/7), melansir Bernama.
"Jika mencapai tiga digit, kami tidak punya pilihan selain memperkenalkan kembali MCO (untuk mengekang penyebaran pandemik) dan kami akan pantau," ujarnya.
"Saya mengerti jika MCO ditegakkan kembali akan membuat banyak hal sulit bagi semua pihak, termasuk kita yang ingin bekerja dan sebagainya, tetapi langkah ini harus diambil," sambungnya.
Ismail Sabri mengatakan, peningkatan jumlah kasus harian yang saat ini sudah mencapai dua digit merupakan hasil dari kepuasan masyarakat, khususnya ketika MCO dicabut.
"Ini karena masyarakat telah melupakan apa yang perlu dilakukan. Kami meringankan prosedur operasi standar (SOP) dan jumlah kasus mulai meningkat lagi," jelasnya.
Lebih lanjut, ia memperingatkan, sebagai pejuang garis depan, masyarakat harus bisa menjaga diri sendiri, keluarga, dan komunitas sekitarnya hingga pandemik berakhir.
"Akan ada pertemuan besok untuk membahas berbagai masalah dan jika pemerintah memutuskan hal-hal tertentu, masyarakat harus mematuhi SOP itu," imbaunya.
Karena lonjakan kasus, ia juga mengungkap, masyarakat harus tetap di rumah dalam perayaan Hari Raya Idul Adha. Sementara proses penyembelihan harus mematuhi prokotol dan aturan yang disediakan.
Pada Minggu, Malaysia telah melaporkan 13 kasus baru Covid-19. Sebanyak 10 di antaranya merupakan transmisi lokal, tiga kasus impor. Sehingga totalnya menjadi 8.897 kasus secara nasional.
Selain itu, satu pasien juga meninggal pada hari yang sama. Jumlahnya menjadi 124 korban meninggal.
MCO sendiri merupakan istilah
lockdown atau kuncian ketat yang diberlakukan di Malaysia. MCO pertama kali diberlakukan pada 18 Maret hingga 9 Juni 2020. Di mana masyarakat diimbau untuk tetap tinggal di rumah sementara toko dan bisnis tidak penting ditutup.