Berita

Ilustrasi

Nusantara

Rumpon, Ibarat Kota Yang Matikan Nelayan Kecil

SENIN, 27 JULI 2020 | 01:50 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Nelayan di Lhok Kuala Cangkoi Ulee Lheue, Banda Aceh, mengeluhkan keberadaan rumpon di sekitar kawasan mereka mencari nafkah. Keberadaan rumpon menjadi pagar yang mencegah ikan datang ke pesisir pantai.

Rumpon merupakan karang buatan atau rumah buatan bai ikan yang ditanam di dasar perairan untuk membantu penangkapan.

“Keberadaan rumpon di laut itu jadi malapetaka bagi nelayan. Aturan tentang rumpon ini hanya ada di darat,” kata Sekretaris Jenderal Jaring Kuala, Rahmi Fajri, dilansir dari Kantor Berita RMOLAceh, Minggu (26/7).


Menurut Rahmi, rumpon, atau dalam bahasa Aceh disebut bohteng dan unyam, menyebabkan ikan tak lagi mencari makan di pinggir pantai. Padahal, para nelayan kecil hanya bisa berlayar mencari ikan ke kawasan di antara 1-4 mil dari bibir pantai.

Sementara ikan-ikan itu terkonsentrasi pada rumpon di kawasan 11 mil sampai zona ekonomi eksklusif (ZEE).

"Rumpon-rumpon persis kota di tengah laut. Jika terus dibiarkan, kondisi ini merugikan nelayan kecil," katanya.

Rahmi mengatakan rumpon-rumpon ini dikuasai oleh toke-toke kapal ikan di sejumlah daerah di Aceh. Mereka sengaja memasang rumpon ini untuk memastikan tangkapan ikan mereka terus tersedia.

Kondisi ini, kata Rahmi, sangat tidak berpihak kepada nelayan kecil. Aturan main tentang pemasangan rumpon ini, kata dia, harus diperbaiki.

Pemerintah, sambungnya, perlu mendata dan menata jumlah rumpon dan memastikan rumpon dipasang sesuai titik koordinat yang ditentukan.

“Aturannya sudah ada. Mulai dari cara pengajuan, kepemilikan, pemanfaatan, pelaporan dan sanksi. Tapi aturan itu hanya berlaku di darat. Di laut, tetap saja mereka berkuasa karena tak ada kontrol dari pemerintah,” pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya