Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov/Net
Rusia memberikan dukungan kuat bagi Iran yang saat ini tengah menghadapi kebijakan tekanan maksimum dari Amerika Serikat (AS). Salah satunya, ketika Washington berusaha untuk memperpanjang embargo senjata yang diberlakukan PBB terhadap Teheran.
Dalam sebuah konferensi pers di Moskow pada Selasa (21/7), Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, upaya untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran tidak memiliki dasar yang sah.
"Oleh karena itu, posisi kami jelas, kami menentang upaya seperti itu, dan kami tidak melihat alasan agar upaya ini berhasil," ujarnya seperti dikutip
Anadolu Agency.
Pernyataan Lavrov sendiri muncul setelah ia melakukan pertemuan dengan timpalannya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
Menurut Zarif, perpanjangan embargo senjata terhadap Iran hanya akan melanggar kesepakatan nuklir, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani oleh negara-negara P5+1, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis, Jerman, dan Iran. Di mana ada pembatasan kegiatan nuklir Iran dibalas dengan imbalan pencabutan sanksi.
"Sebagian besar negara, termasuk Eropa, telah menyatakan bahwa itu tidak boleh disentuh. Tapi saya ingin menekankan, metode lain yang akan digunakan untuk mengubah ketantuan ini akan berarti pelanggaran terhadap seluruh perjanjian," ujar Zarif.
Pada 2018, Presiden Donald Trump telah mengeluarkan AS dari JCPOA. Namun pada Juni, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran.
Draft resolusi yang disampaikan oleh AS sendiri telah diveto oleh Rusia dan China.