Berita

Ilustrasi tattoo di tubuh manusia/Istimewa

Jaya Suprana

Estetika Tattoo

SELASA, 21 JULI 2020 | 23:16 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

PADA masa pageblug Corona, kantor berita MSN mencoba menghibur warganet dengan memajang berita dan foto Jermaine Jones, Clint Dempsey, Michael Bradley, Martin Škrtel, Nigel de Jong, Kevin Prince-Boateng, Tim Cahill, Daniel Alves, Djibril Cisse, Gregory van der Wiel, Zlatan Ibrahimović dan lain-lain, tokoh maha pesepakbola yang mengabadikan tattoo pada kulit raga masing-masing.

Upaya tersebut tidak berhasil terlalu menghibur akibat tidak semua orang suka pada apa yang disebut sebagai tattoo. Saya pribadi juga tidak mau ditattoo sebab takut merasa sakit pada saat ditattoo mau pun khawatir bosan terhadap desain tattoo yang terlanjur melekat pada kulit saya.

Konon tattoo bisa dihapus dengan teknik tertentu, namun mungkin pada saat dihapus sama sakitnya dengan pada saat ditattookan pada kulit saya. Namun bukan berarti saya tidak menghargai tattoo sebagai suatu bentuk seni rupa yang memiliki estetika tersendiri.

Sejarah

Tattoo merupakan suatu bentuk simbol yang ditattookan pada kulit manusia sebagai jati diri sosial, politik, agama, selera sebagai ungkapan ekspresi diri. Dokumen tattoo tertua dimiliki oleh Otzi The Iceman dari sekitar abad XXXIV sebelum masehi yang tubuhnya diawetkan oleh es di pegunungan Alpina.

Sekitar abad XVII Kapten Cook dan para anak kapalnya berjumpa dengan masyarakat Maori yang wajah dan tubuhnya berhias beranekaragam desain tattoo. Para eksplorer Spanyol pada abad XVIII melihat para penduduk pribumi kepulauan Filipina gemar bertattoo yang dalam bahasa setempat disebut sebagai patik. Kaum pribumi Amerika Utara yang (keliru) disebut Indian pada saat berperang, terutama pada bagian wajah lazim menggunakan tattoo berwarna-warni yang bisa dihapus setelah perang usai.

Tradisi tattoo Indian-American yang bisa dihapus diwariskan ke generasi milenial abad XXI dalam bentuk tattoo tinta atau gambar-tempel yang mudah ditempelkan mau pun dikelupas dari kulit manusia, mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek. Irezumi merupakan seni tattoo tradisional Jepang yang tersohor ke seantero pelosok dunia.

Kontroversi

Saya menganggap bertattoo atau tidak bertattoo merupakan hak asasi manusia untuk memilihnya. Namun memaksakan tattoo pada orang lain  jelas merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Tidak semua agama toleran terhadap tattoo. Agama Mesir kuno memberhalakan tattoo pada tubuh manusia justru sebagai persembahan kepada para dewa. Hindu  tidak menolak tattoo. Sementara ada aliran Nasrani yang bisa menerima namun ada pula yang menolak tattoo meski kaum Yahudi melarang tattoo berdasar Leviticus 19, namun larangan hanya terbatas pada kaum Yahudi saja.

Di masa kini banyak generasi muda Yahudi asyik bertattoo-tattoo baik sebagai mode mau pun ekspresi keimanan. Kaum Nasrani evangelikal dan protestan fundamentalis menganggap bertattoo adalah dosa. Analog prasangka klise sebagian masyarakat Indonesia bahwa hanya penjahat dan kaum kriminal yang bertattoo. Masyarakat Nasrani Koptik di Mesir masa kini lazim bertattoo pada pergelangan tangan kanan sebagai identitas mereka.

Islam Sunni mengharamkan tattoo sementara umat Islam Shiah di Libanon, Irak, Yemen dan Iran bertattoo dengan tema religious. Sak Yant alias tattoo yantra popular di umat Buddhisme Asia Tengara. Meski ada pula yang keberatan apabila tattoo menggunakan sosok Buddha dan figur religius yang kontroversial bagi masyarakat Buddhisme penolak selera Barat yang menghalalkan segala desain tattoo berdasar kehendak mereka sendiri.

Saling Menghormati

Sebenarnya cukup banyak lelucon cabul terkait tattoo namun lebih baik saya tidak kisahkan di sini demi tidak melanggar Undang-Undang Anti Pornografi. Pada hakikatnya tattoo sama dengan jenis seni apa pun juga yang tidak bisa leluasa mengabaikan norma-norma etika dan moral yang berlaku di lingkungan kebudayaan masing-masing.

Mereka yang tidak bertattoo hukumnya sebaiknya menghormati mereka yang kebetulan bertattoo dan tentu saja sebaliknya mereka yang bertattoo menghormati mereka yang kebetulan tidak bertattoo. Selaras paham agamamu agamamu, agamaku agamaku atau seleramu seleramu, seleraku seleraku maka tattoomu tattoomu, tattooku tattooku.

Penulis Adalah Pembelajar Peradaban Dunia

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya