Berita

Politisi PDIP Adian Napitupulu dan Presiden Joko Widodo/Net

Publika

Memahami Jokowi Dan Adian Dengan Membedah Isi BUMN

SENIN, 20 JULI 2020 | 12:09 WIB

BERAPA sih total posisi direksi dan komisaris di BUMN dari induk sampai cucu? Kalau ada 142 BUMN dan 850 anak dan cucu lalu tiap BUMN itu masing masing punya 3 direksi dan 3 komisaris, maka kira-kira ada 992 perusahaan dikali 6 orang, yaitu 5.952 orang. Sangat banyak.

Ok, berikutnya pernahkah kita membaca di iklan lowongan kerja tentang lowongan menjadi komisaris dan direksi BUMN induk hingga cucu? Pernah tidak kita baca atau dengar ada lelang jabatan untuk komisaris dan direksi di BUMN? Setahu saya tidak ada.

Apa artinya? Artinya konfirm dong kalau 5.952 orang itu diisi melalui jalur tidak biasa, jalur khusus, kasarnya jalur titipan sana sini.

Berikutnya, dari 5.952 orang itu berapa kira-kira titipan kementerian, partai politik, dan relawan? Hmmm kementrian BUMN nggak pernah transparan dalam hal ini. Begini saja, kita pakai angka Ombudsman untuk titipan kementerian dan institusi negara lainnya, yaitu 564 orang titipan.

Kemudian kita asumsikan titipan partai politik dari berbagai partai anggaplah 300 orang lalu titipan relawan dari berbagai kelompok anggaplah 136 orang (digenapkan 1.000 biar gampang ngitungnya).

Jadi kalau dari 5.952 posisi di BUMN ada 1.000 orang titipan kementerian, partai, dan relawan lalu yang sisanya, yaitu 4.952 orang lainnya titipan siapa? Pernah tidak ada yang coba mengulas 4.952 orang itu titipan siapa? Ada yang tahu?

Kalau saya tidak tertarik untuk cari tahu yang 1.000 orang titipan itu, karena mau baik atau buruk yang 1.000 orang itu tapi asal usul nya jelas dan terang benderang. Yang saya dan kita semua perlu tahu adalah siapa yang menitipkan 4.952 orang itu? Dan itu yang tidak terjawab karena kita semua digiring untuk meributkan 1.000 orang titipan yang jelas asal usulnya tapi lupa pada 4.952 orang lainnya yang gelap gulita asal usulnya.

Kenapa mencari tahu 4.952 orang itu titipan siapa menjadi penting? Karena semua punya konsekuensinya.

Contohnya, bagaimana kalau 4.952 orang itu ternyata titipan para mafia? Titipan mafia migas, titipan mafia tambang, mafia impor, mafia pangan, mafia alkes, mafia tanah, mafia infrastruktur, mafia pupuk dan sebagainya.

Jangan-jangan yang membuat rugi BUMN selama ini bukan 1.000 orang titipan kementerian, partai, dan relawan, tapi justru titipan para mafia itu? Apakah itu yang menyebabkan BUMN yang seharusnya memberikan uang pada negara tapi kenyataannya tiap tahun minta utang dan PMN (Penanaman Modal Negara). Mungkin itu yang selama ini membuat BUMN tidak pernah menjadi badan usaha yang profesional dan punya daya saing.

Contoh lainnya, Kalau 4.952 orang itu di isi titipan para mafia, maka yang paling buruk adalah rakyat kehilangan uang. Tapi bagaimana kalau 4.952 orang itu titipan kekuatan politik yang secara ideologi tidak bersetuju terhadap Pancasila dan NKRI? Kalau ini yang terjadi, maka rakyat bukan hanya kehilangan uang tapi terancam kehilangan negara.

Kalau berangkat dari ancaman bahaya itu, maka jangan-jangan apa yang sekarang sedang ramai di perbincangkan tentang Jokowi minta nama pada Adian Napitupulu untuk masuk ke BUMN adalah upaya menjaga BUMN dari dalam.

Mungkin itu juga yang membuat Adian melawan Erick Thohir sekeras-kerasnya karena ternyata pertaruhannya bukan sekadar kehilangan uang, tapi kehilangan megara.

Kenapa Adian yang diminta Jokowi mencari orang untuk mengisi BUMN? Bukankah sudah ada TNI, Polri, kementrian, dan partai politik? Kalau menurut saya karena Presiden Jokowi mengenal Adian dan masa lalunya, Presiden Jokowi percaya pada kemampuan bertarung Adian dan teman-temannya yang bertahun-tahun diuji bukan dalam lembaran soal, tapi dalam 20-an tahun pertarungan politik jalanan yang keras.

Siapapun tahu bahwa Adian adalah salah satu pentolan Forkot, Forum Kota yang menjadi organisasi mahasiswa paling keras di zamannya, siapapun tahu Adian dan teman temannya yang sekarang sudah banyak yang bergelar S1 dan S2 dulunya pernah ditangkap, dipukuli, dikejar, diteror, jadi target pembunuhan dan semua pengalaman itu yang tidak dimiliki oleh TNI, Polri, orang kementerian atau orang partai yang dititip di BUMN.

Mungkin ini juga yang menjawab kenapa Presiden Jokowi tidak meminta Adian berhenti, kenapa partai tempat Adian yaitu PDIP juga sepertinya membiarkan Adian. Karena ada agenda besar untuk republik yang sedang di perjuangkan yang mungkin tidak terlihat oleh mata awam.

Hezra Dovian Tarukallo

Aktivis 1998

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya