Sebanyak 87 persen kasus Covid-19 di Wuhan pada awal tahun tidak terdeteksi/Net
Kota Wuhan merupakan pusat penyebaran virus corona pertama di dunia. Ada sekitar 50 ribu kasus Covid-19 di sana yang terkonfirmasi. Namun sebuah jurnal ilmiah menunjukkan, angka tersebut hanya sekitar 13 persen dari keseluruhan kasus di ibukota Provinsi Hubei tersebut.
Jurnal ilmiah Inggris, Nature, pada Kamis (16/7) menunjukkan, sebanyak 87 persen kasus Covid-19 di Wuhan antara Januari hingga Maret kemungkinan tidak terdeteksi.
Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli di China menyebut, 53 hingga 87 persen dari infeksi sebelum 8 Maret tidak didokumentasikan. Kasus-kasus tersebut berpotensi termasuk dalam kasus tanpa gejala dan gejala ringan.
Dengan tidak didokumentasikannya kasus-kasus tersebut, tingkat reproduksi virus di sana menjadi 0,28. Artinya rata-rata orang yang terinfeksi Covid-19 di Wuhan menularkan penyakitnya pada kurang dari satu orang baru.
Namun menurut sebuah makalah, tingkat reproduksi virus selama awal wabah adalah 3,54 atau jauh lebih tinggi daripada SARS dan MERS.
Mengutip
Daily Sabah, penemuan tersebut berisiko mengubah strategi intervensi negara-negara lain terhadap virus.
Pedoman diagnostik yang diterbitkan oleh pemerintah China pada saat itu menetapkan, infeksi tanpa gejala, walaupun dikonfirmasi melalui pengujian laboratorium, tidak termasuk di antara "kasus yang dikonfirmasi" sampai mereka menunjukkan manifestasi klinis.
Dengan mengabaikan kasus tanpa gejala atau gejala ringan melalui metode sederhana tersebut, peneliti mengatakan, bisa menyebabkan potensi penyakit lebih mematikan. Selain itu juga memengaruhi strategi negara-negara lain untuk mencegah penyebarannya.