Berita

Pejuang dari kelompok bersenjata yang loyal kepada pemerintah Libya/Net

Dunia

Pentagon: Turki Kirim Hingga 3.800 Tentara Bayaran Ke Libya Selama Tiga Bulan Pertama Tahun Ini

SABTU, 18 JULI 2020 | 16:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebanyak 3.500 hingga 3.800 tentara bayaran yang dikirim Turki ke Libya  selama tiga bulan pertama tahun ini. Laporan yang datang dari Departemen Pertahanan AS memerinci bagaimana peran Turki dalam perang saudara di Libya.

Perang saudara di Libya semakin meningkat dengan banyaknya keterlibatan kekuatan asing yang mengirim senjata dan tentara bayaran ke negara itu. Saat ini, AS mengkhawatirkan adanya pengaruh Rusia yang semakin besar di Libya, tempat ratusan tentara bayaran Rusia mendukung serangan untuk merebut ibu kota, Tripoli.

Laporan triwulanan tentang operasi kontra terorisme di Afrika oleh pengawas internal Pentagon, yang diterbitkan pada Kamis (16/7), mengatakan Turki membayar dan menawarkan kewarganegaraan kepada ribuan tentara bayaran yang bertempur bersama milisi yang berbasis di Tripoli melawan pasukan komandan yang berbasis di Libya timur, Jenderal Khalifa Haftar, dikutip dari AP, Sabtu (18/7).


Meskipun ada laporan luas tentang hubungan para pejuang, laporan itu mengatakan militer AS tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa tentara bayaran itu berafiliasi dengan ISIS atau Al Qaeda. Dikatakan bahwa mereka "sangat mungkin" dimotivasi oleh paket-paket keuangan yang murah hati daripada ideologi atau politik.

Laporan terbaru mengatakan penyebaran Turki kemungkinan meningkat menjelang kemenangan pasukan Tripoli pada akhir Mei. Pernyataan itu mengutip Komando Afrika AS yang mengatakan bahwa 300 pemberontak Suriah yang didukung Turki mendarat di Libya pada awal April. Turki juga mengerahkan "jumlah tentara Turki" yang tidak diketahui jumlahnya selama bulan-bulan pertama tahun ini, tambah inspektur jenderal.

Ketegangan militer semakin meningkat minggu ini setelah runtuhnya kesepakatan untuk mengakhiri blokade ladang minyak Libya, yang telah merampas sumber daya ekonomi terpenting negara itu dan National Oil Corporation lebih dari  7 miliar dolar AS dalam pendapatan, dikutip dari TN, Sabtu (18/7).

Pada hari Jumat, Perusahaan Minyak Nasional memperingatkan bahwa kekuatan internasional menarik negara itu ke arah eskalasi yang kemungkinan meluas ke fasilitas minyak dan gas.

"Sejumlah besar" tentara bayaran Suriah, Sudan, dan Rusia menduduki instalasi minyak, yang paling baru adalah pelabuhan Es Sidra terbesar Libya, kata perusahaan itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya