Berita

Presiden Rusia, Vladimir Putin; Presiden China, Xi Jinping; dan Presiden Iran, Hassan Rouhani/Net

Dunia

Soal JCPOA, Iran Apresiasi Rusia-China, Tekan Negara Eropa

KAMIS, 16 JULI 2020 | 13:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Iran menyampaikan apresiasinya kepada China dan Rusia yang telah memveto usulan Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Teheran.

Hal tersebut disampaikan oleh Kedutaan Besar Iran di Jakarta melalui keterangan tertulis terkait peringatan lima tahun Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang diterima redaksi pada Kamis (16/7).

Kedutaan mengatakaan, posisi Rusia dan China sangat diperlukan sebagai landasan implementasi penuh JCPOA yang telah disepakati oleh Iran, AS, Inggris, Rusia, Prancis, dan Jerman pada 14 Juli 2015 di Wina.

"Republik Islam Iran menghargai Republik Rakyat China dan Federasi Rusia atas tindakan dan posisi konstruktif mereka yang dilakukan dengan itikad baik, di Dewan Keamanan, Dewan Gubernur, dan Komisi Gabungan," tulis kedutaan.

Bulan lalu, AS telah mengajukan draft resolusi terkait perpanjangan embargo senjata Iran yang pada Oktober 2020 akan berakhir.

Sementara menyampaikan apresiasi kepada China dan Rusia, Iran justru mendesak agar E3 atau Jerman, Prancis, dan Inggris untuk segera mengimplementasikan JCPOA sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.

Menurut kedutaan, JCPOA dibentuk untuk upaya timbal balik. Di mana Iran mengurangi pengembangan nuklir, sementara negara anggota lain membantu Teheran meningkatkan ekonomi.

Walaupun AS sudah tidak lagi bergabung dalam JCPOA, negara-negara anggota lain harus tetap mengimplementasikan hak dan kewajiban mereka berdasarkan perjanjian tersebut. Namun, jika para negara anggota tidak segera melakukannya, Iran akan mengambil tindakan yang tegas, kata kedutaan.

"Republik Islam Iran bertekad untuk mengambil tindakan tegas terhadap segala tindakan yang dilebih-lebihkan dan tidak bertanggung jawab, dan sangat mendesak E3 untuk mematuhi komitmen mereka, dan untuk melestarikan dan sepenuhnya mengimplementasikan Dewan Keamanan PBB alih-alih bergerak ke arah kebijakan tekanan maksimum AS," pungkas kedutaan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya