Berita

Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri saat meninjau rumah sakit darurat Covid-19 di Wisma Atlet, Kemayoran/Istimewa

Politik

WHO Singgung Banyak Negara Salah Tangani Covid-19, Pengamat: Sindiran Berlaku Buat Indonesia

RABU, 15 JULI 2020 | 20:39 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini menyinggung bahwa banyak negara yang keliru dalam menangani Covid-19.

Indikasinya, banyak para pemimpin negara tidak cukup baik dalam mengelola komunikasi dengan masyarakatnya sendiri, termasuk ketidakjelasan strategi penanganan corona yang komprehensif.

Bagi Direktur Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, pernyataan WHO tersebut secara tidak langsung juga menyinggung pemerintahan Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

"Saya kira soal tidak ada trust masyarakat kepada pemerintah dalam menangani Covid-19 yang disinggung WHO juga ditujukan pada RI," cuit Gde Siriana dalam akun Twitternya, Rabu (15/7).

Karena menurut Board Member of Bandung Innitiaves Network ini, pemerintah sangat jelas kehilangan kepercayaan masyarakat terkait upaya penanganan virus asal Wuhan, China ini.

Buktinya, dipaparkan Gde Siriana, sejak pandemik Covid-19 menyebar di Tanah Air pada awal Maret lalu, pemerintah menunjukkan kesan tidak serius dan waspada dalam mencegah virus jenis SARS-CoV-2 ini.

"Sejak awal sudah tidak ada trust, karena masyarakat ragu dengan respons pemerintah yang lambat. Kebijakan yang berubah-ubah dan tidak sinkron (antara) pusat-daerah, dan soal kasus yang kini terus meningkat," pungkas Gde Siriana.

Hingga Rabu (15/7) ini, jumlah kasus positif di Indonesia telah mencapai 80.094 kasus. Sementaa untuk yang sembuh 39.050 orang, dan meninggal 3.797 jiwa.

Secara global, Indonesia masuk urutan 30 besar kasus corona, tepatnya berada di urutan ke-25.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya