Berita

Pandemik Covid-19 melemahkan sistem kesehatan dunia, terutama negara miskin dan berkembang/Net

Kesehatan

Studi: Usai Covid-19, Kematian Akibat HIV-TBC-Malaria Akan Melonjak

SELASA, 14 JULI 2020 | 11:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pandemik Covid-19 telah menghantam sistem kesehatan dunia, terutama negara-negara miskin dan berkembang. Dengan kondisi ini, sulit bagi negara-negara tersebut untuk kembali bergulat dengan berbagai penyakit mematikan lainnya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh pakar kesehatan di Inggris memprediksi, kematian akibat HIV (human immunodeficiency virus), TBC (tuberculosis), dan malaria akan melonjak selama lima tahun ke depan.

Studi yang diterbitkan pada Senin (13/7) dalam jurnal Lancet Global Health tersebut mengemukakan, angka kematian dari tiga penyakit tersebut akan naik masing-masing sebanyak 10 persen (HIV), 20 persen (TBC), dan 36 persen (malaria) berdasarkan sebuah pemodelan.

"Di negara-negara dengan beban malaria yang tinggi serta epidemi HIV dan TB yang besar, bahkan gangguan jangka pendek sekali pun dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi jutaan orang," ujar seorang profesor di Imperial College London, Timothy Hallett, yang ikut memimpin penelitian.

Seperti dikutip CNA, Hallett mengatakan, dampak knock-on (tidak langsung) dari Covid-19 adalah dapat menghancurkan kemajuan program untuk menangani berbagai penyakit mematikan selama dua dekade terakhir.

Namun, risiko tersebut dapat dikurangi jika negara-negara berusaha untuk mempertahankan layanan kesehatan inti dan menerapkan langkah-langkah pencegahan infeksi.

Berdasarkan proyeksi pemodelan penyakit, dampak terbesar dari pandemik Covid-19 adalah gangguan pasokan obat-obatan HIV/AIDS, antiretroviral (ARV), yang digunakan oleh banyak pasien.

Badan AIDS PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan lalu pun sudah memperingatkan adanya kekurangan stok obat tersebut. Mereka mengatakan, lebih dari sepertiga negara di dunia sudah melaporkan berisiko kehabisan ARV.

Sementara untuk malaria, distribusi kelambu berinsektisda yang berfungsi untuk melindungi jutaan orang dari nyamuk pembawa malaria juga ikut terganggu.  

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya