Berita

mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) MS. Kaban/Net

Politik

Mobil Wapres Isi Bensin Pakai Jeriken, Eks Menteri SBY: Kualat BBM Tak Turun Atau Kehabisan Duit?

MINGGU, 12 JULI 2020 | 06:23 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Sebuah video mobil kepresidenan diisi bahan bakar dengan menggunakan jeriken di pinggir sebuah jalanan viral di media sosial. Banyak yang beranggapan bahwa mobil tersebut kehabisan bensin sehingga harus diisi secara darurat.

Peristiwa ini pun tidak luput dari perhatian mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) MS. Kaban. Menurutnya ada dua hal yang diduga menyebabkan mobil kepresidenan harus mengisi bahan bakar menggunakan jeriken di pinggir jalan.

“Pertama, kualat tidak turunkan BBM, sehingga jutaan rakyat tercekik. Keluhan rakyat mustadafiin terkabul,” ujar mantan ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu, dalam akun Twitter pribadinya, Sabtu (11/7).

Sementara yang kedua, duganya, adalah karena anggaran pemerintah minim, sehingga tidak mampu memenuhi biaya bahan bakar mobil kepresidenan.

“Pemerintah "kehabisan"? Duit untuk operasional,” tanyanya.

“Betul-betul ngeri kalau sudah begini. Istirahatlah dengan kalimat dengan ini saya berhenti sebagai presiden,” tutup MS. Kaban.

Belakangan isu mobil RI 2, kendaraan dinas Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin kehabisan BBM di jalan itu dibantah pihak Istana.

Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar meluruskan bahwa mobil yang digunakan Wapres Maruf Amin ke Sukabumi pada 8 Juli itu bukan sedang kehabisan bahan bakar.

"Pengisian BBM dari jeriken dilakukan karena tidak adanya SPBU yang memiliki bahan bakar minyak (BBM) sesuai kriteria mobil VVIP dan bukan karena mobil tersebut kehabisan BBM," urainya.

Dia menegaskan bahwa bahan bakar untuk setiap rangkaian VVIP selalu disiapkan BBM cadangan dalam jeriken di mobil teknisi.

Saat mobil perlu pengisian BBM dan tidak tersedia BBM yang sesuai spesifikasi mobil VVIP di SPBU setempat, maka digunakan BBM cadangan yang telah disiapkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya