Berita

Ketua SNNU, Witjaksono/RMOL

Politik

Selain Ekspor Benih Lobster, SNNU Minta Menteri Edhy Konsisten Kembangkan Budidaya

SABTU, 11 JULI 2020 | 00:12 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Publik diminta menghentikan pro kontra terhadap kebijakan izin ekspor benih lobster yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

Ketua Umum Serikat Nelayan Nahldatul Ulama (SNNU), Witjaksono mengatakan, dalam kondisi masyarakat pesisir yang sarat dengan potret kemiskinan, sudah waktunya semua pihak berhenti saling menyalahkan dan bekerja sama membuat bangsa menjadi kaya.

"Kita mengajak seluruh stakeholder (kelautan dan perikanan) untuk tidak berpangku tangan dalam kondisi ini. Kita tidak ingin menyalahkan Si A, Si B, ayo sama-sama kita pikirkan untuk membuat bangsa kita menjadi kaya, sejahtera,” demikian kata Witjaksono saat membuka Webinar dengan tema "Kontroversi Kebijakan Lobster KKP, Apa Kata Masyarakat?", Jumat siang (10/7).

Secara khusus, Witjak menyatakan, terbitnya Permen Kelautan dan Perikananan 12/2020 yang menjadi sumber kegaduhan dalam urusan ekspor benih lobster, harus diawasi implementasinya. Witjak memberi titik tekan agar Menteri KKP juga konsisten terhadap budidaya.

"Jadi kita ingin bukan hanya ekspor benih tetapi budidaya harus dikembangkan. Masa depan kita ada di budidaya," demikian kata Witjak.

Witjak juga mengusulkan agar pemerintah pusat membuat roadmap jangka panjang terhadapa sumberdaya ikan yang dimiliki Indonesia, termasuk kajian ekonomi dan ekologi.

"Jangan sampai ke depan benih lobster hanya dijadikan eksploitasi secara konglomerasi dan para pembudidaya tidak meningkat ekonominya,” harap pria yang juga Wakil Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin ini.

Menurutnya, dengan cara demikian, Pemerintah akan berhasil menempatkan kekuatan sumberdaya sebagai salah satu daya tawar mengambil peran dalam kebijakan internasional, khususnya yang berkaitan dengan pangan.
 
"Dalam membuat kebijakan KKP perlu melibatkan ormas, serta elemen-elemen terkait agar mendapatkan masukan serta dapat menjadi sarana publikasi yang masif apabila kebijakan tersebut telah dikeluarkan. Komunikasi dengan elemen kemaritiman sangat dibutuhkan karena kebijakan yang dikeluarkan langsung berdampak terhadap masyarakat,” pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya