Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Membaca Marahnya Presiden Jokowi Dalam Perspektif Spiritual

JUMAT, 10 JULI 2020 | 03:54 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Presiden Joko Widodo kembali menunjukkan kekecewaannya terhadap sejumlah pembantunya yang dinilai lamban dalam melakukan penyerapan anggaran penanggulangan Covid-19 dalam situasi krisis saat ini.

Ahli filsafat spiritual kepemimpinan Sri Eka Sapta Wijaya Galgendu menyampaikan, Presiden Jokowi saat ini tengah menghadapi tangan-tangan tak terlihat atau invisible hands.

Dalam spiritual kenegaraan, memiliki makna lemahnya spiritualitas kenegaraan akan menjadikan bangsa ini tidak mampu melaksanakan dengan baik tujuan dari pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Karena kalah dengan ambigu kekuasaan.

“Ambigu kekuasaan ini akan menjadikan para pemimpin menjadi kabur pandangan, tidak jelas kebijakkannya sehingga langkah-langkahnya menjadi tidak pasti dan tidak kongkrit,” ujar Galgendu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/7).

“Ambigu kekuasaan inilah yang kemudian dimainkan oleh para pemain kekuasaan dari dalam dan dari luar negeri dengan istilah, tangan-tangan yang tidak terlihat,” imbuhnya.

Tangan-tangan yang tidak terlihat ini, kata Galgendu, bermain dan mengkontrol berbagai kepentingan di Indonesia. Dari kepentingan politik, ekonomi bahkan peraturan dan perundang-undangan.

“Tangan-tangan yang tidak terlihat ada yang yang mencengkeram dengan kuat tetapi ada pula yang melempar batu sembunyi tangan,” paparnya.

Menurutnya, tangan-tangan yang tidak terlihat ada yang bertujuan positif  tetapi banyak pula yang punya tujuan negatif.

Sedemikian kompleks permasahan yang ada di Indonesia bahkan ada pepatah mengail di air yang keruh atau mencari keuntungan pada situasi yang sulit.

“Dengan cara memperkeruh suasana dengan membuat masalah, mempertajam permasalahan dan membenturkan permasalahan. Kondisi sekarang semakin memprihatinkan dengan adanya devide et impera,” urainya.

Dia mengatakan para pemimpin bangsa ini seharusnya belajar dan berkaca dari jaman penjajahan  dan peristiwa G 30 S/PKI. Sebagai sejarah kelam dari bangsa Indonesia.

Saat ini, tangan-tangan yang tidak terlihat mulai mengail di air yang keruh di tengan kondisi pandemi covid-19 dan sudah membahayakan.

“Mereka mulai memainkan bidak catur. Memajukan para pion yang dengan gagah berani serta selalu siap untuk diadu dan mati. Didampingi kuda yang mengamankan dan siap untuk menyerbu serta peran menteri yang siap meluncur serta menyerang daerah lawan. Sedangkan ratu dan raja masih diam mengamati majunya pion-pion, kuda dan menteri sambil mengatur strategi,” bebernya.

Galgendu mengendus tangan-tangan yang tidak terlihat, bisa ada di mana-mana, bahkan di Istana, di kementerian, Gedung DPR di masyarakat dan tempat lain.

“Yang paling membahayakan adalah musuh dalam selimut yang ada seputar pusat kekuasaan,” ucapnya.

Dia mengatakan kemarahan Jokowi tersebut sebagai sikap kehati-hatian atas pengaruh tangan tak terlihat tersebut.

“Maka peristiwa marahnya Presiden Jokowi di sidang paripurna kabinet menjadi sikap eling lan waspada beliau, terhadap berbagai permasahan," katanya.

"Karena akan menjadikan korban 267 juta rakyat Indonesia. Jangan sampai kebijakan presiden tertutupi oleh niat negatif Tangan tangan yang tidak terlihat,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya