Berita

Ilustrasi vaksin Covid-19/Net

Dunia

WHO Makin Tak Menentu, Makarim Wibisono: Indonesia Harus Gerak Cepat Kembangkan Vaksin Lokal

RABU, 08 JULI 2020 | 12:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keluarnya Amerika Serikat (AS) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat situasi di tengah pandemik Covid-19 semakin tidak menentu. Ketersediaan vaksin untuk negara-negara berkembang menjadi mengkhawatirkan.

Dutabesar RI untuk PBB periode 2004 hingga 2007, Makarim Wibisono, mengatakan, jika tidak ada kerja sama internasional, maka vaksin akan menjadi bahan rebutan negara-negara dunia.

"Kalau begitu, negara-negara kaya akan memiliki akses yang lebih dari negara-negara miskin," terangnya dalam diskusi virtual "Covid-19 dan Dunia Penerbangan Indonesia" yang digelar oleh Pusat Studi Air Power Indonesia pada Rabu (8/7).

Jika hal tersebut terjadi, Makarim menjelaskan, fatalitas pandemik Covid-19 akan bergeser dari negara maju, seperti yang saat ini terjadi, ke negara berkembang dan miskin.

"Akan ada gap korban (antara) negara maju dan negara berkembang," tekannya.

Untuk menangani hal tersebut, ia mengatakan, Indonesia harus melakukan diplomasi yang mengedepankan kebutuhan kesehatan masyarakat dan bukan berlandaskan finansial.

Namun di samping itu, Indonesia juga harus mendorong penelitian dan pengembangan vaksin secara lokal demi menghindari pertarungan dan perebutan.

"Kita harus mendorong research and development, kita mendorong Biofarma membuat vaksin," lanjutnya memberi contoh.

"Jangan lagi bermental beli, impor, untuk saat ini. (Karena) pada prinsipnya, negara-negara kuat tidak akan peduli," tegasnya.

Dalam konstitusi negara maju, seperti AS, negara baru bisa mengekspor vaksin jika kebutuhan sebanyak minimal 80 persen secara nasional sudah terpenuhi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya