Berita

Ketua Dewan Pengurus LP3ES, Didik J. Rachbini/Net

Politik

44 Persen Respon Publik Negatif Jokowi Marah-marah, Didik J. Rachbini: Kehidupan Demokrasi Belum Subtantif

SENIN, 06 JULI 2020 | 17:43 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Fenomena marah-marah Presiden Joko Widodo ke jajaran menterinya saat rapat kabinet 18 Juli lalu menjadi bahan kajian Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Ketua Dewan Pengurus LP3ES, Didik J. Rachbini menjelaskan, pihaknya melakukan kajian kolaboratif dengan sejumlah pihak untuk melihat respon publik di media sosial dan media pemberitaan online terhadap kejadian Jokowi marah-marah.

Alhasil, mayoritas masyarakat menyampaikan pandangan negatif terhadap sikap Jokowi yang marah-marah ke jajaran Kabinet Indonesia Maju.

"Yang paling banyak dari perbincangan tersebut adalah negatif, yaitu sekitar 44 persen. Jadi respon terhadap Jokowi memang kebanyakan negatif," ujar Didik dalam diskusi daring bertemakan, 'Memaknai Kemarahan Jokowi: Analisa Big Data dan Budaya Politik', Senin (6/7).

Sementara itu, untuk respon yang positif dan netral dari sikap Jokowi lebih rendah dari yang memberikan respon negatif. Didik mencatat, untuk respon positif hanya sebesar 25 persen, dan yang netral 31 persen.

Lebih lanjut, Didik berpandangan bahwa video marah-marah Jokowi menurutnya sengaja disebar, dan hanya bagian dari pengalihan konsentrasi masyarakat terhadap capaian kinerja pemerintahan.

"Persis seperti periode pertama, 90 persen dari target formal RPJMN, yaitu janji kampanye tidak tercapai. Tapi tidak ada yang kritik, itu seolah biasa saja.  Jadi kehidupan demokrasi ini masih tidak substantif, seperti permainan drama," ucap Didik J Rachbini.

"Dan kalau dramanya menarik maka itu menarik. Tapi bukan substansi untuk mensejahterakan masyarakat," sambungnya menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya