Berita

Presiden Jokowi saat marah di sidang Kabinet/Repro

Politik

Jokowi Marah-marah Ke Menterinya, Pengamat: Ini Dagelan Politik Yang Memalukan

KAMIS, 02 JULI 2020 | 22:14 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Di tengah suasana bencana non alam pandemik virus corona baru (Covid-19) yang dihadapi masyarakat, tiba-tiba muncul sebuah polemik baru yang cukup mengagetkan, yaitu Presiden Joko Widodo marah-marah ke jajaran menterinya.

Meski kemarahan Jokowi didasarkan pada ketidakseriusan menangani pandemik Covid-19, namun yang menjadi titik perdebatan justru proses dari terungkapnya kejadian ini.

Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Politik RMOL sebelumnya, pidato marah-marah Jokowi sebenarnya terjadi dalam rapat kabinet tanggal 18 Juni 2020. Namun video acara ini baru diunggah 10 hari kemudian, tepatnya tanggal 28 Juni 2020.


Hal inilah yang kemudian ramai diperbincangkan publik dari banyak kalangan, bahkan beberapa orang menganggap pidato marah-marah Jokowi sebagai sebuah settingan.

Pandangan yang hampir serupa juga disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta Pangi Syarwi Chaniago.

"Boleh jadi dagelan politik, mencari 'kambing hitam' demi menutupi kelemahannya sebagai presiden dalam menjalankan roda pemerintahan," ujar Pangi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/7)

Pasalnya, Pangi mengaku tidak paham dengan sikap Jokowi tersebut. Sebab secara tidak langsung, Presiden tengah menunjukkan kebobrokan dirinya sendiri sebagai Kepala Pemerintahan yang menaungi para menterinya.

"Bukankah presiden dan menteri itu satu kesatuan orkestra, yang memainkan lagu dan musik secara bersama (kolektif kolegial)?" tanya Pangi.

Oleh karena itu, Pangi berkesimpulan bahwa apa yang dipertontonkan Jokowi di ruang publik kali ini ibarat peribahasa 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri'.

"Ini adalah dagelan politik yang sedikit agak memalukan. Pada saat yang sama sebetulnya presiden membuat pengakuan atas kegagalannya dalam memerintah atau memimpin lewat kinerja menterinya yang inkompeten," ucapnya.

"Di sisi lain kemarahan pejabat di ruang publik seringkali dijadikan sebagai alat politik, yang ini adalah kesempatan bagi Jokowi untuk terus memposisikan dirinya terlihat 'cuci tangan bersih'," pungkas Pangi Syarwi Chaniago.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya