Berita

Presiden Jokowi/Net

Politik

Jokowi Wacanakan Reshuffle, Pengamat: Awas! Intervensi Parpol Mereduksi Kekuasaan Presiden

KAMIS, 02 JULI 2020 | 21:21 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Setelah marah-marah dalam pidato Sidang Kabinert 18 Juni lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan bakal mereshuffle para menteri yang dianggapnya tidak serius bekerja menangani dampak pandemik virus corona Baru (Covid-19).

Pernyataan Jokowi ini mendapatkan beragam komentar dan tanggapan dari banyak pihak, salah satunya juga disampaikan oleh Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago.

Menurut Dosen Ilmu Politik Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta ini, Jokowi harus berhati-hati menentukan orang-orang yang layak jika ingin melakukan bongkar pasang kabinet. Karena bukan tidak mungkin nantinya ada intervensi dari partai politik pendukung pemerintahan.

"Apabila intervensi parpol dalam penyusunan kabinet dan reshuffle cukup tinggi, akan mereduksi kekuasaan presiden (hak prerogatif)," ujar Pangi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/7).

Terkait marah-marah Jokowi kala menyampaikan rencana mereshiffle kabinetnya, menurut Pangi hanya sebatas hukum alam dari apa yang dilakukan Jokowi sebelumnya.

"Kemarin hanya bagian dari kausalitas. Akibat presiden salah menempatkan pembantunya, tidak menjalankan hak prerogatif secara maksimal, belum lagi tidak menempatkan menteri berdasarkan basis 'the right man on the right place', sesuai kapasitas keahliannya," ungkapnya.

Namun nasi telah menjadi bubur, dalam arti Jokowi telah menyatakan akan mereshuffle kabinetnya. Meskipun kata Pangi, dalam implementasinya nanti bakal diragukan, karena dasar menilai pergantian menteri tak jelas tolak ukurnya.

"Problemnya, siapa yang menilai kinerja menteri? Institusi resmi yang independen yang mana? Seperti evaluasi kementerian dilakukan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?" Pangi bertanya-tanya.

"Apakah Jokowi menilai sendiri kinerja menterinya berdasarkan bisikan ‘inner circle’ orang kepercayaan? Atau presiden menilai pakai dukun atas kinerja menterinya? Bagaimana mengukur kinerja menteri? berbasiskan apa? Ini yang buat kita pusing pala barbie," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya