Berita

Wakil Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Riski Ari Wibowo/Net

Politik

Pembakaran Bendera, Dema UIN Jakarta Minta PDIP Dan PA 212 Sama-sama Menahan Diri

SABTU, 27 JUNI 2020 | 08:31 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Insiden pembakaran bendera PDI Perjuangan saat unjuk rasa ANAK NKRI menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP), di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6), terus menuai reaksi beragam di tengah masyarakat.

Wakil Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Riski Ari Wibowo menilai, isiden pembakaran bendera itu diyakini timbul akibat rasa kekecewaan para pendemo terhadap RUU HIP yang mereka sebut inisiatornya adalah PDIP.

Namun begitu, dia juga menyesalkan kenapa harus ada pembakaran bendera pada aksi tersebut. Sehingga berujung pada suasana yang semakin gaduh.

"Mari kita sampaikan (demo) dengan cara yang elegan, bukan malah memancing atau membuat gaduh keadaan yang sudah gaduh. Tapi tidak bisa disalahkan juga karna sejauh ini kita tidak tahu siapa oknum pembakar bendera itu. Karena bisa jadi ada pihak yang ingin mengadu domba agar suasana semakin gaduh kedepannya," kata Riski Ari Wibowo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (27/6).

Menurutnya, semua pihak diharapakn untuk menahan diri dan mengindahkan aturan hukum. Termasuk jika didapati perbedaan pandangan mengenai insiden pembakaran bendera tersebut oleh kedua belah pihak dalam hal ini PDIP dan PA 212 dkk.

"Untuk kedua pihak menahan diri, mari sama-sama menunggu pihak kepolisian bekerja dengan baik. Jangan sampai kita diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena yang paling penting bagi bangsa ini adalah utuhnya NKRI," tutur Riski Ari Wibowo.

Terlepas dari insiden pembakaran bendera tersebut, Riski Ari Wibowo menyatakan bahwa pihaknya tidak setuju dengan adanya RUU HIP. Dia menyarankan pemerintah dan DPR untuk membatalkan, dan segera mencabut RUU kontroversial tersebut dari Prolegnas Prioritas 2020.

"Sebaiknya dibatalkan karena jika RUU tersebut diteruskan bahkan sampai disahkan, ke depan akan ada gelombang gerakan rakyat yang lebih besar," tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya